Selamat siang sahabat..
Sangat menarik membincang salah satu headline koran nasional yakni Rakyat Merdeka edisi (Senin, 17/9/2019) hari ini yang menulis judul Jokowi Sudah Memilih Ulama, Kenapa Ulama Pilih Prabowo?
Sekilas judul tersebut mengulas rivalitas kandidat pilpres pada perhelatan demokrasi akbar 2019 mendatang.Â
Hasil Ijtima Ulama II yang digelar, kemarin, memutuskan mendukung Prabowo-Sandiaga. Kenapa para ulama 212 ini tak memilih Jokowi yang sudah lebih dulu menggandeng bosnya ulama, Kiai Haji Ma'ruf Amin? Salahnya dimana sehingga Jokowi tak didukung?
Dektahui, Ijtima Ulama II yang berlangsung di Hotel Grand Cempaka, Jakarta tersebut merupakan kelanjutan Ijtima Ulama I pada akhir Juli lalu.
Dimana Ijtima Ulama I melahirkan dua rekomendasi yakni pertama mendukung Ketua Umum Partai Gerindra, H. Prabowo Subianto sebagai capres. Kedua, merekomendasikan ulama untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo.
Sehingga merespon hal tersebut, seperti tidak ingin kehilangan momentum bakal pesaingnya. Bakal Calon Presiden petahana, Joko Widodo tak tanggung-tanggung memilih "bos ulama" untuk menjadi cawapresnya.
Kendati demikian, setelah melalui berbagai pertimbangan dan upaya rekonsiliasi, Prabowo Subianto dengan pertimbangan persatuan umat dan berbagai kajian strategis kebangsaan malah memilih H. Sandiaga Salahuddin Uno mendampinginya.
Pasca berbagai situasi politik tersebut, publik sempat dihebohkan dengan hasil keputusan Ijtima Ulama yang akhirnya berlangsung kemarin. Pasalnya, sebelumnya publik penasaran lantaran dua manuver politik kedua kandidat pilpres.
Karena itu, sejak Ulama 212 disebut akan menggelar kembali Ijtima Ulama II, publik bertanya-tanya. Apa keputusannya nanti? Tetap mendukung Prabowo atau mengalihkan dukungan ke Jokowi.
Akhirnya, pertanyaan publik tersebut terjawab pasca penandatanganan 17 butir pakta integritas GNPF oleh Prabowo Subianto.Â
Setelah ini, apakah jualan ulama dukung Joko Widodo masih dapat dipercaya?
