Mohon tunggu...
Azra Ismayani putra
Azra Ismayani putra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

HI, perkenalkan saya Azra ismayani putra mahasiswa uhamka jurusan ilmu komunikasi. I hope you enjoy my writing. thank you!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Proses untuk Masuk Taraf Nasional

18 April 2022   22:50 Diperbarui: 18 Mei 2022   00:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berproses butuh waktu yang tidak sedikit. Seperti yang kita tahu, semua orang akan berproses dan belajar dengan seiring berjalannya waktu. Di semua bidang yang orang-orang tekuni mereka semua akan berproses, merasakan jatuh bangunnya demi tujuan mereka. 

Ridho Afrinaldi, salah satu anak muda dari tiga bersaudara dan sekaligus mahasiswa Universias Diponegoro (UNDIP) yang menekuni bidang olahraga Pencak Silat di bekasi. Dia sangat menikmati dirinya dalam berproses dan beradaptasi dengan berjalannya waktu dan keadaan.

Pencak silat bukan hanya sekedar cabang olahraga dia melihatnya lebih ke sebuah hobi, bagaimana tidak? Dia menekuni cabang olahraga ini sejak dia masih di sekolah menengah pertama. Dia harus mengalami struggle yang lumayan berat untuk anak seusianya, dikarenakan dia harus tekun berlatih dengan sangat keras agak dia bisa mencapai titik yang dia inginkan.

Dalam cabang olahraga ini jika tidak berlatih dengan tekun akan percuma hasilnya. Jadi harus sering berlatih dan menjaga kesehatan tubuh agar bisa mengikuti suatu kejuaraan yang diselenggarakan. Pola hidup yang bagus adalah sebuah tantangan yang cukup besar baginya, selain pola makan dan pola latihan yang dia jalani. 

Dia harus menyesuaikan dengan akademiknya dengan silat ini, mulai dari harus menjaga berat badan yang sulit diatur, pola makan yang harus sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna, jam tidur yang harus teratur, latihan yang cukup. Namun ketika ingin bertanding, dia biasa melakukan persiapan yang unik sebelum bertanding, dia memakan gula merah dan telur mentah, karena menurutnya dan gurunya itu akan menambah stamina pada saat bertanding. Dengan semua itu dia harus beradaptasi.

Dan itu semua membuahkan hasil yang cukup puas pada waktu itu, dia mendapat emas dengan menjadi juara 1 di kelasnya di tingkat Jabodetabek. Dan seiring berjalannya waktu dia mulai mengikuti tim-tim di kabupaten Bekasi (IPSI) ini dia lakukan untuk menjadi batu loncatan baginya, karena dengan mengkuti tim ini dia akan turun mengikuti kejuaraan tingkat nasional pencak silat. Dan seperti yang diharapkan, dia berhasi menjadi juara 1 lagi di kelasnya dalam tingkat nasional.

Dengan dia mengikuti tim tersebut dia berhasil memenangkan kejuaraan nasional sebanyak 7 kali di kelasnya. Sungguh sebuah prestasi yang memukau. Banyak anak yang di kelasnya belum mencapai apa yang dia capai, ini adalah sebuah bakat yang jika ditekuni akan membuahkan hasil. Sekolah lain pun tertarik untuk mengajaknya untuk masuk tim mereka dan untuk membela nama sekolah mereka masing-masing. 

Dia sering sekali diajak untuk mengikuti ajang pencak silat dalam kejuaraan nasional tapi membawa nama sekolah lain. hingga dia berkuliah di Universitas Diponegoro dia masih mengikuti kejuaraan nasional dan tentu saja membawa nama baik UNDIP.

Dengan contoh ini kita bisa melihat sebuah prestasi yang diperjuangakan untuk mencapai titik tersebut butuh proses. Semoga tulisan ini menginspirasi beberapa anak yang ingin menggeluti pencak silat dan membawa nama Indonesia di internasional. Akhir kata dari saya, terimakasih untuk yang sudah membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun