Mohon tunggu...
Azra Abrisam
Azra Abrisam Mohon Tunggu... -

Sejarah dan Ekonomi adalah bidang yang saya senangi untuk di eksplorasi tiada henti, banyak yang menarik karena selalu bergerak dinamis mengikuti jaman yang semakin tua. Disamping hal yang serius itu, saya adalah Mac Cult, penggila gadget dari Apple kegigit...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gajah Mada menurut Orang Modo

8 Maret 2011   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 6265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat pemberontakan Ra Kuti (1319) Gajah Mada yang saat itu menjadi kepala pasukan Bhayangkara menyelamatkan Raja Jaya Negara dengan sembunyi di Desa Bedander. Para sejarawan banyak yang menduka bahwa Bedander yang dimaksud itu adalah Dander di Bojonegoro, padahal tidak. Sebab ada lagi nama Desa yang namanya persis sepert yang disebut dalam Negara Kertagama yaitu Badander (buah dander) yang berada di kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang.

Jarak antara Desa Bedander dengan Cancing, Ngimbang hanya  10 km, sedang jarak Badander Trowulan 25 km, sehingga sangat mungkin yang dimaksud Desa Bedander tempat persembunyian Raja Jayanegara kerena adanya pemberotakan Rakuti adalah Bedander trsebut (bukan Dander Bojonegoro).

Suatu kebiasaan, jika ada kerusuhan di ibu kota maka para pembesar ibu kota berusaha menyelamatan diri ke Daerah asalnya yaitu daerah dimana ia dilahirkan dan dibesarkan. Dengan pertimbangan ia tentu mendapat dukungan dan perlindungan dari masyarakat sekitarnya, disamping juga menguasai medan sehingga banyak membantu untuk perjuangan berikutnya.

Demikian juga halnya dengan Gajah Mada, kemungkinan benarnya ia tidak sengaja sembunyi di Desa Badander melainkan ke Desa Cancing (Ngimbang) tempat ia berasal. Tapi karena kondisinya pada saat itu tidak memungkinkan disamping letak Badander dengan Ngimbang sangat dekat apalagi adanya jaminan perlindungan dari Ki Buyut Badander, maka dipilihnya Badander sebagai tempat persembunyian sementara sambil menyusun siasat untuk merebut kembali tahta kerajaan dari pemberontak  Ra Kuti.

4.     Ki Gede Sidowayah mendapat hadiah tanah perdikan di Songgoriti Malang.

Dalam sejarah adalah hal yang wajar jika seseorang mendapat hadiah tanah perdikan dari Raja sebagai imbalan karena orang tersebut  berjasa besar pada Raja atau  Negara. Demikian juga halnya dengan Ki Gede Sidowayah yang mendapat tanah perdikan di Singgoriti.

Ada dua kemungkinan Ki Gede Sidowayah mendapat tanah perdikan di Songgoriti yaitu :

  • Sebagai seorang Mpu mungkin Ki Gede Sidowayah pernah membuat sejenis pusaka yang ampuh untuk Raden Wijaya. Tapi kemungkinan ini lemah, sebab diantara banyak  pusaka peninggalan Majapahit tidak dikenal buatan Mpu Sidowayah. Disamping itu dalam sejarah  belum pernah ada seseorang mendapat hadiah tanah perdikan hanya karena berjasa membuat pusaka untuk Raja.
  • Karena Ki Gede Sidowayah berjasa besar yaitu menyelamatkan garwo selir R. Wijaya yang sedang mengandung hingga melahirkan  dengan selamat. Untuk menjaga kerahasiaan tersebut Ki Gede Sidowayah diberi hadiah tanah perdikan yang letaknya sangat jauh dari Lamongan yaitu di Songgoriti Malang. Sebab jika diketahui bahwa R. Wijaya punya anak laki - laki selain Kalagamet, maka bias timbul masalah besar dalam proses pergantian raja sepeninggalan R. Wijaya nanti. Mungkin kedua inilah yang agak lebih mendekati kebenaran.

5.  Peristiwa Tanca tahun 1.328 M ( Bhasmi bhuto nangani ratu = 1250 C )

Dalam  pararaton disebutkan  "...selama Ra Tanca menjalankan tugas pengobatan terhadap raja Jayanegara Gajah Mada mengawasinya, begitu  Tanca membunuh Jayanegara maka Gajah Mada langsung membunuh Ra Tanca"

Dalam pararaton tersebut dengan jelas mengatakan kalau Jayanegara meninggal karena dibunuh oleh Ra Tanca, kemudian Ra Tanca langsung dibunuh oleh Gaja Mada tanpa proses pengadilan. Kita semua sependapat jika Ra Tanca membunuh Jayanegara karena sakit hati sebab istrinya pernah diganggu oleh Jayanegara. Tapi  mengapa Ra Tanca langsung dibunuh  oleh Gaja Mada tanpa proses pengadilan ?, tidak ada orang mempermasalahkan .

Kalau kita memperhatikan cerita rakyat Ngimbang tentang Joko Modo, sangat mungkin bahwa peristiwa pembunuhan Jayanegara oleh Ra Tanca adalah hasil scenario Gajah Mada sendiri. Sebab ibunda Gajah Mada Yaitu Dewi Andong Sari dileyapkan dari istana oleh ibunda Jayanegara yaitu Dara Petak. Peristiwa itu tentu sangat menyakitkan hati Gajah Mada, sehingga timbullah niat balas dendam yaitu melenyapkan Jaya negara melalui tangan Ra Tanca, setelah itu Ra Tanca langsung dibunuhnya untuk menutup rahasia itu selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun