Mohon tunggu...
Ary Zulfikar
Ary Zulfikar Mohon Tunggu... Pengacara - Menulis sebagai jembatan ilmu pengetahuan

Dr. Ary Zulfikar, S.H., M.H. atau Azoo (lahir di Jakarta, 16 Februari 1971; umur 50 tahun) adalah pengacara yang menempati posisi seratus pengacara terbaik Indonesia versi Asia Business Law untuk tahun 2019 dan 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sampai Nanti, Hanna!

2 Desember 2021   22:09 Diperbarui: 2 Desember 2021   22:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

SINOPSIS

Dua hari sebelum Lebaran 2017, stasiun Gambir penuh manusia yang hendak mudik. Hanna terengah-engah menyeret dua koper besar dan tiga orang anaknya menyibak kerumunan manusia. Hanna nyaris ketinggalan kereta ke Bandung, ketika sebuah tangan membantunya mengangkat koper. Tangan itu milik Johan, sahabat Hanna saat kuliah, saat mereka semua masih di Bandung. Awal pertemuan yang canggung pun berangsur mencair sepanjang perjalanan. Sambil menatap bukit diluar jendela, Hanna merenungi jalan hidupnya.

Melbourne, musim gugur tahun 2000. Hanna tersenyum memasuki rumah barunya, menggandeng Bagas, meletakkan foto USG calon bayinya di meja. Hanna merasa dirinya adalah perempuan paling bahagia di dunia, bersama suami yang tampan dan kaya, membuka lembaran baru di negeri kanguru. Hanna lega berhasil 'lari' dari ibunya sendiri yang sejak kecil tak henti mengoloknya karena tidak secantik dua kakaknya, yang tanpa disadari menghancurkan self esteem Hanna. 

Namun semua berubah dalam sekejap. Hanya berdua di negeri orang, Hanna melihat sifat asli Bagas yang obsesif dan sangat mengekangnya. Janji manis Bagas bahwa di Melbourne Hanna bisa kuliah S2 dan meraih cita-citanya menjadi academia, kini lebur bersama tangis bayi yang mengisi hari-hari Hanna di rumah. Bagas semakin sibuk di kantor, pulang hanya untuk makan dan main game. Sejak dulu Bagas tidak pernah suka bergaul. Bila Hanna menyuarakan isi hatinya, Bagas meledak dan menyiksa Hanna secara verbal, mengucapkan kata-kata yang merendahkan dan merobek rasa percaya diri Hanna.

Sendirian di negeri orang, satu-satunya pelipur Hanna adalah mailing list dengan kelompok majalah kampusnya dulu, tempat Hanna bertemu dengan Johan. Sejak pertama mendengar suara Hanna, hati Johan menjadi milik Hanna. Dari detik itu sampai selamanya. Johan melakukan berbagai cara untuk mendekati Hanna, dan kebersamaan mereka berjalan menyenangkan. Johan berencana menyatakan cinta di hari kelulusan Hanna. Tanpa Johan ketahui, ibu Hanna memperkenalkan Hanna dengan Bagas yang dalam waktu singkat melamar Hanna. Bagas menikahi Hanna dan memboyongnya ke Australia. 

Setelah kelahiran anak ketiganya, Hanna tak tahan lagi, mencari cara melepaskan diri dari Bagas. Hanna kesulitan mengajukan gugatan cerai karena verbal abuse yang dilakukan Bagas, tidak meninggalkan bekas yang terlihat di tubuhnya, tapi menghancurkan jiwanya. Johan berusaha menguatkan 

Hanna dari Jakarta, melalui email-email panjang dan percakapan online mereka. Sementara Johan sendiri sedang bergulat dengan masalah keluarganya. Saras, istrinya cemburu berlebihan sejak menemukan jurnal saat Johan kuliah yang dipenuhi luapan perasaan pada Hanna dan foto-foto Hanna yang diambil Johan diam-diam. Apapun yang terjadi, Hanna bertekad mengobati luka batinnya dan memutus rantai trauma yang dia terima saat masih kecil. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun