Mohon tunggu...
Azmi Oktansyah
Azmi Oktansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mulai aja dulu

20107030082 - Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tak Banyak Kecewa Meski Pandemi Melanda Usaha

25 Juni 2021   09:45 Diperbarui: 25 Juni 2021   10:00 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DOKPRI: Gerobak Roti Bakar IAK

       Pandemi sudah terjadi selama lebih dari satu tahun. Tentu saja pandemi ini memberikan banyak dampak bagi keadaan, terlepas itu dampak baik maupun dampak yang buruk. Berbicara mengenai dampak buruk salah satunya adalah dampak buruk yang melanda sektor perekonomian di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Banyak sektor perekonomian di Indonesia yang mengalami kerugian yang besar disebabkan oleh pandemi ini, baik itu sektor perekonomian milik negara (BUMN) maupun sektor perekonomian kecil milik masyarakat atau usaha mikro kecil menengah (UMKM). Namun di balik kerugian-kerugian yang terjadi tentu selalu ada buah hikmah yang dapat dipetik dan dijadikan sebuah pengalaman untuk pembelajaran. Seperti halnya yang terjadi pada Putra, pegiat usaha sektor perekonomian usaha mikro kecil menengah (UMKM).

       Putra merupakan seorang pegiat umkm yang berasal dari daerah Bantul yang berjualan roti bakar di depan Indomaret di daerah Sorowajan, Umbulharjo -- Yogyakarta. Setiap hari Putra berangkat dari Bantul ke Sorowajan untuk menggiati usahanya berjualan roti bakar. Putra mulai berjualan roti bakar mulai pukul empat sore sampai pukul sepuluh malam. 

       Berbicara mengenai roti bakar tentu sudah tidak asing lagi di telinga atau mata bahkan lidah kita sendiri karena sering mendengar dan menjumpai banyak pedagang yang berjualan roti bakar atau bahkan karena kita sering membuat roti bakar sendiri di rumah. Banyaknya pedagang yang berjualan roti bakar tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Putra agar jualannya laku walaupun banyak pedagang yang berjualan roti bakar sepertinya. Kabar baiknya roti bakar merupakan makanan yang familiar dan akrab dikonsumsi oleh semua kalangan baik anak-anak ataupun orang dewasa. Adanya pandemi sekarang yang membatasi pergerakan semua masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi Putra, apakah roti bakar dagangan Putra dapat terjual dan sampai ke mulut untuk dinikmati seseorang atau mungkin hanya mendekam di gerobaknya.

DOKPRI: Tampilan Roti Bakar IAK
DOKPRI: Tampilan Roti Bakar IAK
        Selama masa pandemi Putra mengalami penurunan omset penjualan. "Biasanya rata-rata penghasilan yang saya dapatkan bersihnya sampai seratus ribu atau terjual sekitar 10 item, tapi sekarang hanya terjual sekitar 4 item saja bahkan pahitnya tidak terjual sama sekali" Ucap Putra saat diwawancarai mengenai omset hasil penjualan di masa Pandemi. Pandemi memang benar-benar memberi dampak yang signifikan pada usahanya dalam berjualan roti bakar. Namun uniknya setelah saya berbincang selama sekitar 30 menit dengan Putra, ternyata banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan terutama mengenai prinsipnya dalam melaksanakan usaha bisnis berjualan di masa pandemi seperti ini. Berikut adalah beberapa prinsip yang Putra terapkan dalam berjualan di masa pandemi.

Selain Niat Menjemput Rejeki, Niatkanlah Bisnis untuk Belajar dan Mencari Ilmu

       Ketika saya bertanya mengenai motivasinya dalam berjualan ternyata Putra memiliki motivasi yang bagus. Putra mengatakan motivasinya dalam berjualan yaitu selain untuk mencari uang menjemput rejeki adalah juga untuk mencari ilmu dan pengalaman. Ia mempelajari bagaimana cara berdagang yang baik seperti apa, cara melayani konsumen dengan benar seperti apa, dan juga melatih pola pikirnya dalam berbisnis. Potensi kecewa dalam berbisnis yang dimiliki Putra sangat minim karena tujuan utamanya dalam berbisnis tidak hanya untuk menghasilkan banyak uang namun juga sebagai kegiatan pembelajaran baginya agar bisa lebih baik setiap harinya. Dengan prinsip yang dimilikinya ini membuat Putra tidak merasa banyak kecewa atau putus asa walaupun dagangannya sepi pembeli terkena imbas pandemi.

Kurangi Ekspektasi Manis dalam Berbisnis

       "Berbisnis itu jangan terlalu banyak berekspektasi manis, berhenti lah menuruti nafsu dan ikuti lah kata hati" ungkap Putra dalam perbincangan kami. Namanya tantangan dan rintangan akan silih berganti berdatangan. Ketika pebisnis selalu berekspektasi manis dalam bisnis atau usahanya, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah kecewa. Begitu pula yang terjadi dengan Putra, ia menganggap adanya pandemi ini merupakan tantangan yang sedang terjadi. Putra tidak banyak berekspektasi manis terhadap usahanya berjualan roti bakar. Putra tidak merasa banyak kecewa terhadap penurunan omsetnya di masa pandemi ini, karena ia sadar tantangan berjualan di luar masa pandemi saja pasti ada apalagi di masa pandemi yang terjadi sekarang ini. "Banyak orang pintar tetapi ketika terjun ke dunia bisnis selalu berekspektasi manis dan akhirnya penuh kecewa" tambahnya.

Menentukan Parameter Usaha

       Putra memiliki parameter tersendiri dalam menjalani usaha yang dilakukannya. Ia menentukan parameter usaha dengan bagaimana ia menjalani usahanya tersebut. Semakin rajin, giat, dan ulet menjalani usahanya maka hasil akan mengikutinya. "Urusan hasil analoginya seperti air hujan. Air akan turun dan mengikuti celah-celah di tanah". Tugas yang harus kita lakukan adalah membuat celah-celah di tanah, menentukan ke mana arah air akan mengalir. Dengan begitu parameter usaha kita akan jelas dan realistis. Hasil akan mengikuti pola usaha yang kita lakukan, tinggal seberapa rajin dan sungguh-sungguhnya kita dalam berusaha.

Memahami Kondisi Lapangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun