Mohon tunggu...
Azmila Putri
Azmila Putri Mohon Tunggu... -

Mahasiswi STAI AL-ISHLAHIYAH Binjai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Psikologi Anak Korban "Broken Home"

20 Oktober 2018   10:20 Diperbarui: 20 Oktober 2018   10:36 3634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kaum awam istilah Broken Home suatu yang asing di telinga mereka.Namun,tidak bagi mereka yang pernah mengalami,bahkan jika mereka ditanya tentang Broken Home mereka lebih memilih tidak mengenal kata itu daripada harus merasakan pedihnya kehidupan terutama anak yang selalu menjadi korban dari Broken Home.

Broken Home memiliki beberapa makna tergantung dari kacamata kita melihatnya dan dari arti mana kita memahaminya.Dari beberapa wawancara yang saya lakukan langsung,dari anak dibawah 7 tahun korban dari Broken Home mengatakan "Kondisi keluarganya atau orang tuanya yang tidak harmonis dan tidak pada ummnya keluarga yang rukun,damai,dan harmonis.Biasanya keluarganya sering terjadi pertengkaran dan perselisihan yang ditimbulkan oleh hal sepele".

Kondisi ini yang mengakibatkan seorang anak menjadi murung,sedih yang berkepanjangan serta malu terhadap kondisi keluarga yang hancur.

Bahkan ada beberapa anak dari Broken Home yang merasa putus asa dengan hidupnya melakukan hal-hal negatif seperti mulai merokok,narkoba dan minuman keras.Karena di saat itulah mereka merasa tenang,tanpa ada dampingan / bimbingan orang tua mereka merasa bebas,yang ada dipikiran mereka hanyalah mencari kesenangan sesaat dan dapat melupakan masalah mereka saat itu.Mereka tidak memperdulikan orang lain lagi disekeliling mereka,bahkan anak Broken Home juga tidak pernah memikirkan masa depan,yang mereka pikirkan lepas dari keluarga mereka.

Justru hal ini yang sangat bahaya,kita sebagai orang tua harus tetap mandampingi anak kita dalam kesulitan ataupun masalah yang kita hadapi. Karena jika tidak anak akan kehilangan panutan dan pegangan dalam masa transisi kedewasaan seorang anak tersebut.

Broken home juga sangat berpengaruh pada mental seorang anak. Hal inijuga menimbulkan anak tidak berprestasi di usianya, bahkan bisa saja merusak mental dan jiwa seorang anak secara perlahan -- lahan, jika seorang anak sudah berada dimasa ini, anak lebihcendrung susah diatur, tidak disiplin dan menjadi brutal, bahkan seorang anak yang broken home mereka akan membuat kerusakan diamana -- mana, baik di sekitar tempat tinggal mereka. Anak broken home akan melakukan kerusuhan karena anak broken home ingin mendapatkan perhatian atau simpati dari teman -- teman sekolah, guru, dan masyarakat tempat mereka tinggal.

Kita sebagai orang tua harus cermat dan cepat menanggapi hal seperti ini. Kita harus melakukan perlakuan khusus kepada anak broken home agar mereka sadar bahwa yang mereka lakukan adalah salah, dan mendidik mereka agar mau berprestasi di sekolah.

Masa remaja merupakan masa transisi, atau perpindahan dari masa kanak -- kanak menjadi kedewasaan. Pada masa ini juga seorang anak banyak melakukan hal -- hal yang negative. Bahkan masa remaja ini mereka akan mulai mendengarkan perkataan teman -- teman mereka. Karena dianggap satu pemikiran dengan mereka, sedangkan perkataan orang tua hanya memebuat mereka marah dan sedih.

Jika tidak disikapi dengan benar oleh orang tua, hal ini membuat seorang anak merasa tidak nyaman bersama keluarganya. Bahkan ada beberapa anak yang menganggap orang tua terlalu keras dan mengjudge anak tersebut, jadi disini peran keluarga sangatlah penting dan bertanggung jawab besar dalam perkembangan sosial. Karena pada hakekatnya keluargalah wadah sebagai tempat pembentukan masing -- masing anggota keluarganya terutama remaja yang masih dalam bimbingan, lindungan dan tanggung jawab dari orang tuanya, selain sebagai pembentukan masing -- masing anggota terutama anak peran terpenting dalam keluarga adalah memenuhi kebutuhan fisik maupun pisikis seorang anak.

Dari fakta yang saya baca, kenyataanya semakin hari semakin banyak keluarga yang mengalami broken home. Ada beberapa kasus dari broken home diantranya perselingkuhan atau adanya orang ketiga dalam hubungan keluarga, perselisihan ataupun perbedaan prisnsip hidup, masalah ekonomi atau sebab -- sebab lainnya yang disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal dari kedua belah pihak.

Kasus -- kasus broken home itu sama halnya dengan kasus -- kasus sosial lainnya. Inti dari permasalahan keluarga broken home adalah komunikasi yang tidak baik antar anggota keluarga dan yang terutama suami istri. Ini sering kali sebagai pemicu utama dalam keluarga broken home. Oleh sebab itu sangatlah penting rasa saling percaya antar anggota keluarga, maupun suami istri, saling terbuka antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya agar terjadi komunikasi yang efektif. Dalam keadaan seperti ini kematangan kepribadian lah yang menentukan penerimaan peran dari pasangan komunikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun