Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bila Bisik Pedih Burung Laut, Memecah Dunia Plastikmu

23 Oktober 2021   23:32 Diperbarui: 23 Oktober 2021   23:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tersedak limbah plastikmu, burung laut nasibnya diujung tanduk zaman (liputan6. Com/tim burung laut Indonesia) 

Bila burung burung penguin gentoo
di pulau Kerguelen Prancis
Selatan Samudra Hindia

Bisa bicara keras
Selain melayang
Bertelur
Meluncur didalam hening
Sejuk air,
Banyak cerita pedih
Yang bisa diurai dalam tweet
Kicau deritanya
Sebagai saksi hidup
Dari jaman purba
Sampai manusia begini berkuasa merusak bumi
Yang melahirkannya

Bila burung petrel biru
Dari Pulau Marion Afrika Selatan
Di Laut Bering, sub-Antartika

Mau berbagi
Setengah cerita dukanya saja
Bila bisa sampai jernih di telingamu
Batin bisa berdarah
Ketenangan semestamu guncang
Jagad kecilmu goyah

(Lebih dari separuh burung laut di dunia telah terkontaminasi komponen kimia plastik berbahaya di tubuh mereka
Membuat kelangsungan hidupnya nyaris punah
Di ujung tanduk

Berdasar studi terkini
 tim peneliti internasional
18 universitas dan 
lembaga penelitian di Jepang dan enam negara lain gigih menyoroti tren mengkhawatirkan  dampak polusi plastik pada fauna laut terakhir)

Bila burung auklet terkecil
dari Pulau Saint Lawrence
Sebuah pulau milik Amerika Serikat
 di Laut Bering
,
Mau bersaksi
Unggas laut bebas sana
Amat merana hidupnya
Karena makanan yang ditelan
Tak semurni
Sesegar biasanya
Banyak kontaminan padatan
Dari aditif plastik
Yang sulit dicerna
Tubuh mungil mereka pun
Menggigil
Tak sehat lagi

(Tim peneliti internasional menganalisa minyak  dari kelenjar preen tepat di atas ekor 145 burung laut dari 32 spesies di 16 lokasi berbeda di seluruh dunia.
Hasilnya, terdeteksi aditif plastik di 76 burung atau sekitar 52 persen dalam level yang mulai sulit ditolerir tubuh rapuh unggas berbulu itu)

Sayang kau tak bisa menterjemahkan
Protes burung laut
Sayang kau tak bisa mendengar kerinduan mereka akan jernih
Bening lautan
tanpa buangan plastik
Bekas kemasan makanan
Bungkus produk memanjakan insan
Kosmetik jaman

Burung camar laut
Blekok putih

Dari  Samudera  Indonesia
Sudah bermigrasi
Melanglang buana
Menyebrangi samudera luas
Melayang di pantai demi pantai
Mencari kisah petualangan baru
Dan berbaginya dengan kicauan burung
Seberang lautan

Tentang bagaimana laku lancung manusia
Lengkap dengan sifat lupa
Angkara
Murka
Membabat hutan
Mengaduk isi lautan
Buat mengisi perutnya
Lalu meracuni mata air
Sungai
Bahkan laut
Dengan sampah racun aditif plastik yang tak bisa di daur ulang

("Penelanan plastik oleh burung laut tumbuh dalam skala global," kata Hideshige Takada,  profesor di Universitas Pertanian dan Teknologi Tokyo, yang terlibat dalam penelitian

"Ada kebutuhan mendesak untuk beralih ke aditif toksisitas rendah yang tidak menumpuk di tubuh organisme hidup
, " Harap sang pakar prihatin)

Bila burung penciduk bergaris
dari Pulau Awashima
Prefektur Niigata
,
Bisa berbisik lebih nyaring
Gendang pendengaranmu
Bisa koyak moyak
Tuli mendadak,
Laut yang tadinya biru jernih
Kini makin berkilau
Panas
Penuh limbah beracun plastik
Yang masuk ke tubuh rapuh bulu burung pemangsa biota laut dimana pun

Tidak cuma
Di negeri jamrud khatulistiwa
Burung laut di pelosok dunia sana
Sampai kutub utara
Sampai kutub Selatan sana,
Lebih dari separuhnya menderita akibat
Menelan makanan yang terkontaminasi racun bahan kimia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun