Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Anak Elang Mulai Terbang

10 Oktober 2021   08:39 Diperbarui: 10 Oktober 2021   08:45 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah waktu burung burung Elang kecil terbang
Bulu jarumnya masih tersisa
Sayapnya belum kukuh benar
Tapi angin sedang bagus
Berhembus tipis ke timur
Dari tebing batu
Ke arah laut utara

Dari sarang ranting rapuh
Di ketiak batang tinggi rasamala
Induk burung mematuki anak anaknya
Ke tepi luncuran
Landasan bersiap

Calon calon pengelana udara
Berciap ciap ketakutan
Meninggalkan zona terhangat
Menetas
Menerima cacing
Serangga
Ikan ikan kecil
Hasil buruan tujuh penjuru
Kedua induk pengasuhnya,
Sang induk mengeluarkan patukan
Patukan berisi mantera
Penguatan nyali
Menjatuhkan diri
Dari ketinggian
Dan bertahan mempertahankan hiduo sebisanya
Mengapung dengan kekuatan sendiri

Sementara sang ayah mengapung
Berkeliling
Mengawasi anak kesayangannya
Dari buruan predator pemangsa
Matanya awas
Waspada

Inilah waktunya
Memulai pengalaman terbang
Berhasil tak berhasil
Yang penting mencoba
Karena di alam fana
Keberhasilan terbang bukan tujuan
Tapi bertarung melawan ketakutan akan mati
Luka saat mencoba
Adalah perjuangan pertama
Melawan hantu kegagalan di kepala

Setelah mantap
Kuatkan tulang tulang kukuhmu
Kepakkan sayap
Kepakkan sayap
Terbanglah

Ikuti arah arah angin
Jangan menentang arah
Nikmati pengalaman terjatuh lepas
Lalu melayang pertama
Wahai anak anak angin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun