Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki di Titik Nol

25 Agustus 2021   20:07 Diperbarui: 26 Agustus 2021   05:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelaki di titik nol (depositphotos/laurens)

Dik
Ini goresan mungkin masih akan lama kau baca
Semoga terbaca olehmu di kehidupan ini
Bukan di berikutnya nanti

Aku tahu malam malammu berat
Tak lelap
Tak nyenyak
Tak akan pernah cukup malam
 Menggenapi hutang tidurmu
Setelah berlari sembunyi
Keliling bumi
Dari kesalahan janji yang tak lunas
Dari kekilafan demi kekilafan
Yang tercecer
Di sepanjang tarikan nafasmu

Bukan keberuntungan
Bukan keberkahan yang pergi
Menjauh malu
Berdekat dekat
Padamu
Bukan
Dik

Tapi ini cara Tuhan
Membenahi error-nya sistem software batin
Dan nurani crash-mu
Yang berguncang hebat
Dalam turbulence sebatang asamu
Melalui gelombang sungai waktu
Sungai uji

Dik
Sebagai lelaki
jalanilah tanggung jawabmu
Lantaran bermain api
Melompat lompat dalam dadu nasib

Dalam setiap sen yang hilang
Ada sebutir debu kelalaianmu
Lalu debu kotor itu menumpuk segunung
Dan menyudutkanmu
Di ruang terkejam yang bisa dilalui
Lelaki rapuh
Lemah
Semacam mu

Jadilah lelaki
Dik,
Bila kemarin lupa kau berhitung
Alpa kau berenung
Sekarang engkau memiliki kemewahan itu
Berdiam di satu titik bumi
Pasrah
Berserah

Lalu justru karena tak kabur
Tak takabur
Iniah waktumu melebur amuk
Nyala besi merah dendam
Hancurkan
Tempalah
Bentuklah
Jadikan tosan aji

Mungkin keris berenerji
Mungkin tombak pusaka
Mungkin hanya patrem mungil
Atau cundrik mini berbisa

Mungkin tak ada yang bisa melihat
Mungkin hanya kamu
Dan aku
Dendam
Amarah
Amok orang orang yang mencarimu
Kini lebur jadi besi tajam dingin
Berurat
Berakar
Dingin mematikan
Tapi tidak menakutkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun