Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Pacar Ketiga Cinta Pertama, Dua Puluh Tahun Aku Gila Mencarimu

25 Juli 2021   23:55 Diperbarui: 26 Juli 2021   10:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(bagi : si kelana pencari makna) 

May engkau pacar ketiga
Tapi cinta pertama
Kau rebut dua puluh tahun hidupku
Rusak karena pesona rasamu

Bukan hanya cantikmu
Menyiksa jiwa mudaku,
Bayangan kita saja
Telah berjanji
Menyatu
Kau dan aku  tak bisa dipisahkan
Barang sedetik jua

Tiga kali kumenembakmu
Layaknya merpati jinak tak kunjung kena
Engkau pandai menghindari bidikan senapan cintaku,
Pads bidikan keempat baru kau kena
Kelepek kelepek
Setahun kita bercinta
Serasa jadi arjuna paling bahagia sedunia

Lalu kau hilang lenyap
Tak berjejak
Tak berkabar
Dua puluh tahun itu menyiksa
Mencarimu layaknya orang gila
Aku kebas rasa
Tak bisa menerima cinta lain
Selain dari mata air
Air mata sucimu

Dua puluh tahun
Entah betapa wanita
Menikamku dengan belati karat romansa
Memanahku dengan anak panah romansa beracun
Menjeratku dengan jerat rqsa dunia
Mematikan,
Luput May
Tak ada yang menggores barang seujung kuku

Semuanya
Segalanya
Seutuhnya
Seisi rongga jiwa keropos
Kosongku
Terhisap dua puluh tahun pencarianmu

Saat aku menemukan tiktok wajahmu
Aku tak mampu melangkah lagi
Lemah kaki diberati masa bandul meriam hitam waktu

May
Ambilah seluruh cinta pertamaku
Ambilah dua puluh tahun petualangan sakit batinku
Mencarimu
Pada akhirnya aku tahu
Cinta bukanlah bisa memabukkan
Yang membuatku lupa rasa
Lupa jiwa
Pada pencipta keindahanmu

Biarkan aku mengalah di sudut dunia
Di tepian waktu
Tidak lagi untuk  berburu mu
Biarkan aku disini mengenangmu
Sepenuh-penuhku

Aku sudah memutuskan untuk tak menemuimu lagi
Kecuali kau sendiri
Dan iklas menerima rapuh rentanya
Usia cibta kita
Yang pahit akarnya
Koyak moyak batangnya
Tapi keteduhannya menenangkan kita selama ini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun