Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Bukan Soal Judi Nasib

25 Juli 2021   09:47 Diperbarui: 25 Juli 2021   09:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bukan Judi nasib (TRIBUN LAMPUNG/ROBERTUS DIDIK)

Seperti menunggu sepasang dadu
dikocok
Digulir
Dihempaskan
Di meja nasib

Angka besar
Membuatmu teriak menang
Angka kecil
Membuatmu berhitung pelik

Bila hanya keuntungan yang dicari
Lalu kemalangan hidup
Milik siapa

Bukankah siang malam
Gelap terang
Satu paket tak terpisahkan

Terang akan lebih dihargai
Karena pernah disiksa gelap
Kemenangan kecil
Jauh akan lebih dikenang
Dalam meja judi nasib
Karena pernah kalah besar
Dalam taruhan
Gengsi melawan kata hati

Dalam sepasang dadu
Yang berdiam di dalam batok kelapa bandar
Ada satu pilihan yang jarang diambil,

Jadi penonton saja
Kalah menang petaruh
Bukan. Urusanmu
Keriangannya rejeki

Karena hidup bukanlah perjudian pecundang sukses
Tapi Kasino Besar gemerlap
Mengasyikkan
Yang membuatmu malas pulang
Bahkan saat dipanggil keras
Yang tersayang
Yang maha menyayangimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun