Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aksi Inspiratif Sandi Sopiri Para Menteri dan Pangeran Samber Nyawa Menggilas Kumpeni Belanda

19 Juni 2021   07:50 Diperbarui: 19 Juni 2021   13:58 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada momen langka. Usai rapat bersama Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat pada pekan ini, terasa spesial berbeda. Ada 4 menteri yang harus terburu-buru meluncur ke agenda penting berikutnya. Hanya ada satu mobil buggy golf.  Sandi berinisiatif memegang setir dan tiga menteri menjadi penumpangnya.

 Tindakannya sangat cepat, reflek, sangat tanggap situasi, mengingatkan tindakan trengginas, terukur,  pandai mengkalkulasi resiko demi tercapai tujuan besar bersama. Perilaku unggul layaknya di masa lalu, identik dengan laku tindak Raden Mas Said yang bergelar Pangeran Samber Nyawa saat berkiprah memimpin Pasukan khususnya, menuntaskan misi menghadapi VOC Belanda, memenangkan 250 pertempuran sekama 16 tahun tiada putus.

Ketika serombongan Menteri andalan Jokowi sedang terburu mengejar agenda penting berbeda, ada kendala dengan keberadaan kendaraan taktis operasional. Kepiawaian serta kecerdikan Sandiaga memintas kesulitan membuat faktor pembeda. Mirip tata pikir, laku dan strategi bertindak Pangeran Samber Nyawa saat menjadi hulubalang andalan Raja, yaitu Pangeran Mangkubumi, sangat progresif dan melampaui jamannya.

Di jaman sebelum Sandi nekat menjadi sopir darurat dalam situasi khusus seperti itu, Mana ada seorang pejabat sekelas menteri mau dan berkenan menyetir mobil sendiri saat ajudan, dan pengawal siap melakukan tugas kelas pekerja itu ?.

Namun,  lagi-lagi Sandi ,menteri yang kini jadi  role model milenial,  berkenan merendahkan hati jadi Hamba sahaya. Menparekraf mau jadi sopir dadakan demi tercapainya misi sampai di kegiatan penting bagi  tiga menteri dalam Kabinet Indonesia Maju itu, yaitu Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto; Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Republik Indonesia, Nadiem Makarim serta Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.

Elok sungguh melihat Ketrampillan gerak Menteri yang gemar berolahraga lari ini, mengingatkan pada kepiawaian Pangeran Samber Nyawa saat menembus berbagai keterbatasan dan hambatan pikir prajurit Surakarta di dalam menghadapi VOC Belanda  yang memiliki perlengkapan senjata lebih baik, prajurit amat terlatih dan berpengalaman.

Raden Mas Said dengan perlengkapan tradisional  keris  pedang,  panah, tombak mampu merapat kan barisan pejuang pribumi  menghadapi pasukan  multinasional VOC yang membawa senapan, bayonet, mitraliur dan meriam. Tak kenal lelah bertempur  selama 16 tahun dan terus menuai kemenangan.

Sampai-sampai Raden Mas Said dengan sekumpulan kecil pasukan khususnya,  berhasil mengalahkan pasukan VOC yang dipimpin oleh Kapten Van Der Poll, bahkan memenggal kepala sang kapten. Luar biasa kemampuan memimpinnya di medan tempur lapangan, sampai-sampai RM Said diberi julukan ekstrim Pangeran Samber Nyawa dari Gubernur VOC Nicolass Hartingh waktu itu.

Legenda keandalan panglima tempur Pangeran Sambernyawa pun diukir dengan tinta emasi selama 16 tahun. Dari tahun 1741 hingga 1757 setidaknya ada 250 kali pertempuran yang dijalaninya dan penuh dengan kemenangan. Baik melawan Belanda maupun pasukan gabungan.

Perjuangan heroiknya melanjutkan perang gerilya, makin hari dukungan pasukan yang semakin besar, pasukan Pangeran Samber Nyawa dikatakan menjadi pasukan yang sangat ditakuti. Sebab dalam berbagai pertempuran selau bisa menang dengan mudah, meski kalah dalam jumlah dan kemampuan

Dengan posisi sebagai raja, Pangeran Mangkubumi mengangkat Raden Mas Said sebagai patih sekaligus panglima perang dan memaksa Belanda ke meja perundingan sehingga terwujudlah Perjanjian Giyanti yang memecah kerajaan menjadi dua. Jogjakarta dan surakarta yang tetap independen, ditakuti dan punya jiwa merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun