Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saat ke Borobudur, Aku Kehilangan Candi, Kudapati Orkestra Semesta Janji (02)

16 Mei 2021   20:07 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enerji cahaya Borobudur (gogoo tour) 

Kembang blimbing pinethik bali ing tebing Maya-maya sira, wong pindha mustika
Turuning kusuma pathining wanodya

Dalam keadaan amat kritis,  masih saja bisa kudengar lamat lamat gendhing. Walau tubuh melayang drastis antara menara pandang yang tinggi menuju batu-batu tajam seram.  Aku masih bisa menikmati gendhing Ketawang Puspawarna, serasa astronot luar angkasa Voyager mencari  saudara bumi,  dan kembaran manusia bila ada. Rasa takut seperti dihapus dari jiwaku,  berkat tembang berkualitas estetis dan penuh daya spiritual ini.

***
Biasanya dibunyikan untuk tanda masuknya pangeran di jaman dahulu, di jaman sekarang dijadikan latar acara adat temon, pertemuan antara mempelai pria dan wanita.
Dalam kejatuhanku yang parah tak bersisa ketakutanku,  barang secuil pun.

Terbayang olehku saat pencipta gending berirama rancak itu adalah seniman Jawa keturunan ningrat, Kanjeng Gusti Pengeran Adipati Aria (KGPAA) Mangkunegoro IV. Bertahta adalah raja ke-4 dinasti Mangkunegaran, bertahta tahun 1853-1881. KPH Gandakusuma. Ia menikah dengan R.Ay. Semi, dan dikaruniai 14 anak. Tembang ini adalah wujud peesembahan cinta sejatinya.
Versi dari komposisi beliau  yang mendapat kehormatan dipakai Voyager pesawat luar angkasa NASA,tersebut dibawakan oleh gamelan Keraton Pakualaman, yang diaransir ulang oleh pemimpinnya, yaitu Kanjeng Pangeran Haryo Notoprodjo, beken disebut Ki Tjokrowasito, atau Wasitodipuro, yang dikenal sebagai salah satu Empu Karawitan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Rekaman ini juga tersedia di album Java: Court Gamelan (versi pertama dirilis tahun 1971). Menurut catatan Profesor  Brown di versi terbaru album tersebut, "Puspawarna" adalah salah satu musik kesukaan Carl Sagan di piringan emas pesawat ruang angkasa Voyager.
***
Beruntung tali kameranya masih tersangkut di leherku,  jadi kamera selamat menggantung di badan,  tidak pecah tercerai berai. Saat badanku kelojotan menerima gelombang listrik ribuan volt dari pusaka senjata mestika yang mengumpulkan sinar matahari , lalu dibagikan merata jadi kilas sinar kejut ajaib yang menyegarkan,  menyembuhkan.

Lelahku hilang setelah seharian naik motor bertualang tanpa henti. Sejak berjalan dari parkiran candi tadi,  motor berada dibawah dua spanduk "Wonderful Indonesia, Sound of Borobudur", "Borobudur pusat musik dunia !".

Sejak itulah aku kehilangan jejak stupa-stupa besar Candi, bahkan keseluruhan tubuh besar Borobudur pun tak kutemui dalam petualangan berburu fotoku kali i ini. Padahal posisi maps di Hape-ku menunjukkan pintu belakang candi spektakuler itu.

Tadi akibat aku mengambil posisi memotret di ketinggian Gardu menara pandang, yang ada hanya pelataran besar dengan pusatnya yang seperti kelopak bunga teratai kolam, amat indah. Efek kejut sinar biru itu, menghilangkan kesadaranku,  terhuyung badanku, total jatuh.

 Karena aku tidal bisa menguasai kesadaran,  efek kalibrasi enerji matahari itu.. Maka badankupun terjatuh, melayang dari menara metal yang tinggi. Aku sudah pasrah Karena tak memiliki.kontrol atas adapun. Lagi. Termasuk keselamatanku sendiri. .

Saat aku pasrah,  menyerahkan diri, memasrahkan keselamatan pada sang hyang penguasa semesta jagad. Saat itulah terjadi keajaiban. Saat kepalaku hampir.menghantam batu.

 Selembar selendang  wangi melindungi pusat otakku. Lalu dengan tarikan lembut aku ditarik jauh ke tengah arena. Ditangkap. Oleh sang konduktor ayu,  saat tubuhku berada dalam pelukan tubuh telanjang dada itu,  aku merasakan sensasi kalbu yang sulit dikatakan.

 Intinya aku menemukan kententraman sejati,  rasa nyaman, harum syahwati. Lalu aku kembali. Kesetrum sensasi enerji ruhani dari beradunya. Pori-pori  lembut kulit kami. Jujur aku mabuk wangi parfum alami dari tubuh penolong ayuku, lalu aku pingsan sambil mabuk harap dalam pelukannya. Aroma rempah khasnya , membuatku berfikir selintas saat sebelum hilang.kesadaranku.apa.jangan-jangan wanita ayu ini jodohku?...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun