Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mentari Selalu Terbit Dihatimu Sayang

8 Mei 2021   07:04 Diperbarui: 8 Mei 2021   12:21 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari selalu terbi dihatimu sayang (istimewa) 

Jangan kecil hati sayang
Walau mentari tak kunjung muncul
Di ufuk timur harapan sana
Dibekap mendung
Disiksa kabut

Sinarnya tetap datang
Hangatnya menghangatkan
Piring romansa insan bercinta seisi dunia,
Walau wujudnya
Tak tentu
Walau bulatnya
Tak sempurna

Jangan kecil hati Nak
Saat berlayar menyebrang lautan
Perahumu koyak
Layarmu  koyak moyak
Tercabik badai angin,
Sejatinya bukan tujuan
Yang ingin kita rengkuh,
Tapi keseruan dalam perjuangan
Perjalanan petualangan
Laskar petarung
Mengusir mimpi buruk

Sejatinya laut
Bukan tantangan sebenarnya
Sejatinya petir geluduk
Bukan ancaman sesungguhnya

Sang Maha pencipta ujian tantangan
Selalu menguji umat terbaiknya
Dengan tes cobaan tersulit
Dengan uji nyali
Tiada henti

Jangan kecil hati sayang
Kalau akhirnya pertempuran
Di samudera ombak
Dimenangkan olej cadik
Perahu tua mungilmu,
Jangan kau pikir
Perjalanan telah usai

Begitu kita sampai
Di pulau u impian
Dengan pasir merah muda
Mirip pipimu
Saat merona rindu
Akan aku

Kita akan bosan
Karena didalam waktu
Didalam pulau terindah itu
Hanya ada kita
Tak ada yang lain

Lalu cadik perahu mungil
Dan layar kusam yang penuh jahitan tambal ini
Akan kembali memanggil
Menantang arung samudera
Yang lebih menantang

Jangan kecil hati sayang
Karena hati kecilmu
Dan hati besar jagad semesta
Sejatinya satu orbit
Penuh maha daya enerji cinta

Lalu kenapa kita
Mesti takut
Dan kexill hati
Sayang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun