Aduh Ampun!
Tantangan menulis maraton kompasiana di bulan ramadan bikin Tidur tak tenang, dikejar dateline waktu aplod tang seirama tema yangbditentukan. Ada Saja topickyang bikin kebat kebit. Belajar instagram TV, Â aplikasi belanja online,sedekah oine, sampai pengiriman makanan daring. Wow, deh !
Bikin momen puasa jadi berwarna disekat, tidak visa kemana-mana tapi bisa hadir dimana mana. Â Saat, Â hati, pikiran, Â dan imajinasi diliar bebaskan di blog berjamaah ini. Sungguh semua tantangan itu menguji sampai tebing batas. Salut buat tim kompasiana, Â salam cinta buat seluruh Kers, Rekan Penulis +62 Â Di Kanal yang Jadi hangatberdebu, berpeluh penuh kerngat. Â Mari Kita rayakan kemerdekaan berfikir,berpendaoat.tulis semua isi hatimu untuk. Laju kuantum maju negeri katulistiwa mutu manikam ini.
Semua bangsa boleh berderap maju, Â layaknya. Grup. Marching band kolosal, Â tapi harus ada yang merekam peristiwa besar semangat membangun negeri Indah itu. Â Munchkin dengan video, Â Kamera, Â pun. Pena.
Para Penulis selalu punya peran istimewa,  Saksi jaman,  pencatat  kemenangan kebudayaan,  keindahan memelihara tradisi, sopan santun, tutur perilaku. Kejayaan serta amblasnya kemilau sebuah negeri,  dicatat oleh semua penulis di masing masing era. Jalannya.
Bila dahulu menulis harus susah payah. Menyediakan pena bulu angsa mencari Tinta terbaik.  Lulu mencelupnya,  Baru bisa menuliskan catatan jaman. Bahkan penulis sebelumnya mesti mengasah pisau Tatah, alat ukir demi mencungkil kayu lontar atau bahkan batu prasasti gua Demi mencatat perihal yang menurutnya penting saat itu Lalu dicatat  baik-baik untuk dibaca saat itu dan anak cucu nanti.
Sekarang semuanya mudah, Â cukup dengan gawai, Â gajet terbaru, Â menulis seperti menyemai benih padi. Seperti. Menebar spora bunga ide ke lautan bebas.. Lalu. Ide, Â data, Â dan sensasi rasa bermutasi cepat. Â Diayun-ayun di.media.sosial. Detik in masih ada Di2 jendela kita. Â Detik berikutnya sudah viral mementing jadi virus pikir di seluruh dunia.
Apa yang dilakukan kompasiana dengan marathon blog selama ramadhan,  sungguh upaya yang tidak main-main. Menantang  daya tahan 700 ribu oenulisnya untuk terus menulis dengan aneka gaya sesuai jam terbang masing- masing, menebar Benih kebaikan ke.dalam.lautan pikir manusia di bumi kita,  untuk terus membuahkan kebaikan Demi kebaikan dalam setiap kata, potong kalimat yang dirangkai.  Jadi partitur kata penanda jaman
Lalu ketika menjalaninya,ikut memeriahkan. Parade  marathon menulis.. Tidak hanya. Kehabisan nafas,  rapuhnya stamina ambyarnya fokus. Jatuh Bangun untuk Terus bisa menulis Tampa henti  sebulan Ramadan ini. Juga!.
Salam cinta Ramadan, menulis bergerak beropini bersama!