Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulan di Langit Ramadan Acap Di Maling

18 April 2021   23:41 Diperbarui: 21 April 2021   05:46 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto kombinasi gerhana bulan yang terjadi pada tahun 2007 terlihat di Nairobi, Kenya. AP/Akmal Rajput

(I)
Jambret kecil itu bergulingan tersudut panik
Mencari ruang berlari lepas
Seperti burung kena perangkap
Justru tersudut ke pojok saung kami
Dan minta ampun
Minta perlindungan,
Tapi masa banjir berdatangan
Bogem mentah bertubi
Berjatuhan di muka takutnya,
Matanya lebam sebelah
Badannya gemetar
Saat dtelanjangi orang orang kalap
Hanya pakai celana dalam

Memalukan

Puasa
Ingat puasa
Seruku gamang
Agar tak main hakim sendiri
Masa tetap meradang,
Untung mobil patroli polisi segera datang
Tangan diborgol plastik khusus
Penjahat kecil apes itu masuk kandang
Masa bubar

(II)
Kentongan ditabuh
Kupikir tiba waktu sahur,
Nada bunyinya cepat
Menyiratkan ada bahaya
Apa yang terjadi
Benak keclku dulu bertanya
Belum paham arti tanda ketukan
Bertalu di gantungan bambu pos ronda
saling bersahutan
Semua orang sekampung keluar riuh
Mengejar pencuri bulan
Penjahat malang itu terkepung
Dari berbagai penjuru
Orang orang kampung datang gemas
Membawa golok besar
Arit tajam
Garu berkarat
Pacul berkilau
Dari berbagai penjuru

Langkah demi langkah
Seperti eksekusi mati saja
Tak ada yang memberi ampun
Meski itu malam Ramadan
Semua lupa
Semua nyaris khilaf
Ditelan gelapnya emosi massa
Waktu itu maling yang tertangkap tangan
Pasti mati
Dihakimi massa

Angin mengancam amis darah
Semua hidung mencium bau bacinnya
Semua bulu roma berdiri
Juga bulu kuduk kecilku

Boleh coba saja tajamnya pisau
Golok
Arit
Garu
Pacul kalian
Coba hajar ke tubuhku
Coba di bagian mana kalian bisa melukai
Silakan kalau berani ...!
Tantang si Maling yang terkepung
Dengan gigi menyeringai
Dan mata serigala luka
mengancam amuk
Hening
Sunyi sesaat
Semua nyali menciut
Jangan jangan si maling kebal senjata

Silakan bacok
Senjata tajam kalian
Ayo  mau coba tubuh mana
Kembali tantangan menggema dari licik mulutnya

Silakan
Asal jangan kalian ludahi aku
Eit !
Si maling kaget
buru buru menutup mulutnya
Matanya mendelik
Seperti salah ucap
Menyampaikan titik apesnya

Warga kampung yang terbakar marah
Termakan umpan pura pura
Si maling pintar,
Lalu spontan satu warga
yang membawa parang besar
Meludahi muka sangar
Pencuri yang tersudut
Lalu seperti badut
Ia meraung kesakitan
Seolah kepanasan kena percikan ludah,
Lalu semua orag meludahnya bergantian
Setiap ada buih menjijikkan
mengenai tubuhnya
Maling cerdik itu meraung raung kesakitan
Tidak cuma teriak histeris
Tetapi kelojotan
Kejang kejang
Minta mati
Sepanjang malam raungnya
Bak beruang luka sekarat

Semua mencaci maki dengan. Liut busuknya
Dan tubuh lemas yang sekujur tubuhnya penuh ludah
Menggelosor pingsan pura pura
Lalu tubuh bau itu diseret ramai ramai
diiikat tali dadung kuat kuat
Di batang pohon jati
Menunggu hansip kampung menjemputnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun