Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan yang Jatuh di Pipimu Jatuh Juga di Pipiku

3 April 2021   00:32 Diperbarui: 3 April 2021   00:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(EOS 7D, EF100mm f/2.8 Macro USM lens, f/2.8, 100mm, 1/160sec, ISO2500 oleh Guy Renard)

Bulir bulir bening
Air mata
Bergulir luluh
Memulung bercak bedak
Halus di pipi lembutmu
Pun di pipi kasar
Berporiku

Seperti hujan ekstrem
Penuh gelegar petir
Berpayung awan gelap
Cumulus nimbus,
Kita dalam kepungan cuaca buruk hati
Tak mungkin lari berpisah
Mencari tempat berteduh,
Walaupun bersama diterpa
Sekapan dingin
Disergap basah
Di setiap lubang pori keraguan

Isakmu
Terdengar lirih
Penuh bisik tajam belati rindu
Seperti gemersik daun semak hatiku
Memanggil namamu

Tangis yang jatuh
Rintih
Lenguh tangis
Yang meledak dalam sunyi
Jadi sarang sembunyi
Romansa hati
Yang meditatif
Yang mengeluh sedih
Yang bermohon kebaikan semesta
Lantaran,
Kita masih ketemu
Tapi tak ditakdirkan ketemu lagi

Semoga masih ada kehidupan kedua
Bagi benih kutub hati
Kita
Yang payah
Menangis
Kala berpisah
Mengais ngais tanah
Kehilangan kesempatan bertemu
Berpadu
Menyatu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun