Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Sesat Arah tapi Sesal Tak Pulang ke Rumah

1 April 2021   02:17 Diperbarui: 1 April 2021   03:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(pixabay20/FelixMittermeier)

Lelah menjaga bulan,
Kadang tak tahu diri
Masyuk di angkringan sego kucing
Jahe susu hangatnya
Dalam bara panas
Anglo keramik tradisi
Mematangkan tahu tempe
Sate kerang
Ceker ayam

Ketika bungkus daun dibuka
Sejumput  nasi
Secolek sambal terasi
Segelintir teri
Memuaskan kelelahan
Menjaga langit malam
Tiang tiangnya getas
Ditarik gravitasi bintang dekat
Bintang jauh
Pun bintang jatuh

Ketika malam mulai berpaling
Meninggalkan maling
Putus asa
Karena tak ada kebahagiaan
Yang bisa ia curi,
Semua telah kembali ke rumah
Kembali setia
Setelah amnesia pulang
Dan tidur di kasur rumah
Karena petualang tak pernah butuh kamar

Ia cuma perlu bumi coklat
Sebagai alas tidurnya
Dan permadani langit bebas
Selimut malamnya,
Biar embun
Embun dingin
Membunuh angan
Ingin kembaranya
Lagi,
Karena sang petualang lelah
Telah mukim berumah
Di hati sesalnya

Sesat arah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun