Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila Puisi adalah Teh Kopi Teman Hangat Sepi

5 Desember 2020   18:39 Diperbarui: 5 Desember 2020   18:50 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bila puisi hati kopi-teh (pixabay, free photos) 


Bila puisi

Adalah kopi

Ia bukanlah kopi tubruk
Robusta Jolong
Kental
Pahit
Mendalam
Dari pegunungan Pati saja

Puisi
Bisa jadi kopi arabica gayo
Dari dataran tinggi takengon
Aceh yang penuh cerita mistis
Perjuangan anak negeri
Membela kata hati

Bila  puisi
Adalah tiga pucuk teh wangi
Yang baru dipetik gadis
Dusun Suka tani puncak
Aromanya amat menggoda
Hidung kota
Yang rindu kemurnian rasa
Teh spesial

Puisi
Adalah pucuk. Ke 4-5-6
Dan lembar muda
Belum pengalaman
Yang aroma dan rasanya
Kalah kelas
Tapi tetap menyengat jiwa

Bila puisi
Adalah keringat petani teh
Inlander pribuni
Yang tiga pucuk lembar
Daunnya di kirim VOC
Ke negeri kincir angin sana

Puisi
Menjajah kita
dengan romansa penghangat
Wangi yang dirindui gadis eropa

Saat musim dingin memeluk 

Menggigilkan tubuh,
Dari rasa jaman penjajahan
Sampai jaman gombalisasi global


Semua ngeteh
Ngopi
Di kafe
Kafe modern
Mencari mata cinta
Sambil kongkow
Anjangsan
Saat senja
Sepulang kerja
Sepulang menuntut ilmu
Sampai larut
Selarut
Larutnya
Dalam kenikmatan cangkir
Rempah
Yang dulu
Membuat kita dijajah pikiran
Tiga setengah abad lalu

Yang kelam

Puisi
Syair
Pantun
Gurindam
Nasehat
Nasehat
Masa silam
Sembunyi
Menyelam dalam catatan
Penutur syair
Pujangga
Yang melantunkan
Kesima kata
Lewat regukan cangkir teh
Kopi
Dari mulai malam
Datang sampai pagi
Menjelang

Bila puisi
Adalah teh
Adalah kopi
harum memabukkan
Paling aromatik,
Kitalah penikmatnya
Kita ketagihan rasa hangat
 di dada
Lambungan kepala
Melayang
Mengapung
Saat menyeruput larutan hangat
Puisi
Tanoa gula

Puisi
Adalah bercangkir
Cangkir teh
Kopi berkelas
Membuat Kita kecanduan
Menikmatinya
Saat batin dingin
Ngungun
Sendirian
Kehilangan teman
Kehilangan diri sendir

Bila puisi
Adalah teh
Kopi
Sejatinya kita hanyalah
Penikmat fanatiknya
Sekarang
Demikian pun
Nenek moyang kita
Saat sunyi melaut
Syair syair gagahnya
Pelaut dulu
Disampaikan lewat tuturan penyair
Pelaut
Nusantara

Puisi

Adalah mantera kata sederhaan

Mukjizat pengusir badai

Menakutkan

Lautan kehidupan 

Bila puisi

Teh

Kopi

Nikmatkan

Hidangkan dalam meja saji

Teras getir

Halaman demi halaman

Episode kehidupan jaman 

Yang berarti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun