Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Dari Kisah Nyata) Rahasia Ritual Embun, Jejen Bukan Koboy Lagi (04)

22 Oktober 2020   01:44 Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:32 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

:ilustrasi lukisan Sithan Sale

(kisah nyata ini didedikasikan teruntuk kru dan kompasioner, dirgahayu 12 tahun kompasiana ! )

Brak !
Pyuuur
!
Kaca koperasi pun berkeping - keping. Kru awak medis, yang mendengar suara kaca pecah, tergopoh - gopoh mendekat ke jendela, melihat apa yang terjadi.

Jejen masih memegang kayu, ingin memecahkan lebih banyak kaca lagi. Kesal dia, hak nya sebagai anggota tidak dihargai, simpanan wajib dan sukarela yang disimpan selama 36 tahun semasa kerjanya. Menjadi abdi negara sampai pensiun.

 Iuran yang diipotong dari hasil jerih payahnya tidak bisa diambil. Ada yang tidak beres, mungkin ada korupsi di menejemen pengurusnya.

Bau busuk dan asap tindak tercela, begitu jelas terbaca. Tidak seperti anggota lain yang mencoba kalem dan bijak menyikapi situasi.

Jejen tidak bisa tinggal diam.

"Saya tidak bisa tinggal diam, kami biasa diabaikan dan dianggap berbeda. Hajatan pernikahan saja, karyawan yang sehat, sedikit yang datang", urai Jejen, mencurahkan isi hatinya, kepada Yayan sahabatnya, suatu sore, sambil menyeruput kopi. Dan cemilan singkong rebus.

Kisah duka pun mengalir dari mulut bapak paruh baya ini. Betapa sebagai mantan penderita kusta, acap mendapat diskriminasi.

Meski ratusan sejawat kerja yang diundang, adapun yang hadir tidak lebih dari sepuluh orang. Disitulah, ia merasa berbeda.

Sejak itu, gampanh sekali, ia disulut rasa marah tiba - tiba. Emosinya acap lepas begitu saja. Tingkahnya acap meledak - ledak ala koboy main pestol, ugal - ugalan dengqn kuda liar emosinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun