Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Dari Kisah Nyata) Rahasia Ritual Embun Bahagia Menyintas Derita (2)

16 Oktober 2020   13:54 Diperbarui: 17 Oktober 2020   18:14 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(Jejen sulit menerima kutukan penyakit Kusta yang menimpanya, bayangkan hanya dia satu - satunya anak Rumedjo, 7 lainnya sehat. Hanya dia, lelaki yang berupaya berbakti, menjadi pengasong, dagangan masakan ibunya, pelanggannya 666 pasien rehabilitan di bangsal rawat kusta, maka ritual terapi mengumpulkan embun saat 7 subuh pun dijalani. Pulihkah Jejen ?. Mari Kita simak bersama)

Sepasang Ayah dan anak, berkacak pinggang, memandang laut biru, dari Pantai Tanjung Pasir nan indah.

Dari jauh mereka terlihat sama perkasanya, sang bapak, meski rambutnya mulai beruban disana sini.

Kalau kita simak detail, sepasang tangan mereka, menekuk, memanjang ada yang hilang. Keduanya cacat, tapi terlihat gaya dan bermartabat.

Rumedjo mukanya cerah dan bahagia. Apalagi sang anak yang sudah dewasa dan berumah tangga, sedang bangga bisa menyenangkan Ayah, ibu beserta istrinya, jalan - jalan naik mobil minivan Super Carry terbaru.

" Jen, Jejen,Tidak sangka ya, mobil barumu bisa mengantar kita ke pantai ini", seru Sang Ayah kepada Jejen.

"Kok, begitu Yah, Ayah tidak suka mobil baruku ya ?", Rajuk Jejen.

"Siapa  yang tidak suka. Ayah bangga sekali sama sekali.tapi beli mobil yang benar, ini mobil keri.  Kata orang jawa artinya ketinggalan..", guyon Rumedjo sambil menendang - nendang pasir putih senang.

"Mana ini seri super Keri lagi ya Yah, jadi super ketinggalan ya .ha ha ha", kata Jejen sambil tertawa lepas.

Kedua Ayah beranak itu, tertawa terpingkal - pingkal sejadi - jadinya. Rumedjo punya tabiat senang melucu, apa saja bisa jadi sumber lelucon buat mereka. Barangkali tawa lepas itu, kunci Ayah, Ibu, dan Jejen Menyintas derita Kusta sepuluh tahun terakhir.

Di kejauahn di bawah naungan pohon kelapa sejuk, Tyas ibu Jejen, memeluk Sunti, istri anaknya  dengan sayang, mata ibu penyabar itu berkaca - kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun