Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(True Story) Rahasia Ono, Ditinggalkan Dua Ibu, Dipeluk Dua Ayah Supernya

10 Oktober 2020   07:21 Diperbarui: 10 Oktober 2020   07:42 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tetapi semakin mendekat, para rehabilitan yang menonton juga ikut mendekat dan membuat suasana tidak nyaman. Pelan - pelan ada perasaan takut dan gemetar yang menghentikan langkah anak laki - laki ini.

Tepat 10 meter, menjelang tubuh ayah kandungnya. Ono tak sanggup melangkahkan kaki lagi. Berat, nyalinya gemetaran melihat puluhan orang cacat merubung seperti itu. Kemudian diam - diam dia juga takut tertular Kusta Apabila ia bersentuhan dengan ayahnya yang cacat.

"Ono, ayo maju terus anak Ayah jangan takut, itu sungguh Ayah kandungmu ! ", teriak Ayah Felil dari belakangnya sambil mendekati anak lelaki yang gemetaran ketakutan.

"Jangan Felix. Jangan, biarkan Ono, nanti juga dia tahu sendiri. Ono ini bapakmu Nak, Rumedjo", kata Ayah itu sambil memgacungkan dua tangannya yang cacat. Menyambut kedatangan anaknya dari kejauhan.

Ayah Felix, mendekati Ono, yang berdirinya belum goyah, sebelum pingsan. Lelaki cekatan itu, menampung tubuh anak itu.

"Kak Rumedjo, ini anakmu Ono, dia ingin ketemu dirimu, tapi belum siap sepertinya. Gimana ini Kak?!", tanya Ayah Felix.

"Tidak apa, belum waktunya. Beri dia waktu. Terima kasih Felix kau rawat anakku Ono sehat, gagah dan berani. Terima kasih. Pulanglah, aku sudah bahagia melihat wajah anakku langsung",urai Ayah Rumedjo terbata.

Suasana demikian sunyi. Beberapa rehabilitan meneteskan air mata. Ayah Rumedjo berkaca - kaca. Ayah Felix, berurai air matanya. Beberapa tetes air matanya mengenai pipi anak mereka bersama yang pingsan.

Ono tidak tidur, pikirannya melayang -  layang jauh kemana - mana. Ia seperti berenang dari rawa kecil menuju sungai lebar lalu menuju lautan luas.

*

(Kawan, apakah Ono terlalu lemah untuk mencoba bertemu ayah kandung Ono. Apa Ono mundur saja daripada terjangkit kusta?
Menurut kalian Ono harus bagaimana ?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun