Bhisma di atas angin, saat Srikandi dan pasukan pemanahnya kehabisan jurus dan mata panah. Betapapun satria gaek ini sakti mandraguna. Â Di saat kritis, nyawa Srikandi di ujung garis takdir hidupnya. Satu hantaman Bhisma lagi, tamatlah riwayat senopati putri yang pemberani.
Di wajah ayu satria putri pilih tanding ini terbayang wajah Dewi Amba, belahan Jiwa Bhisma yang moksa. Beberapa kejap, Â ia terlena dan larut dalam kenangan trauma dukanya. Srikandi bangkit dan kembali melepas panah pusaka tepat ke jantung Bhisma.
Ah, terima kasih atas kematian yang indah. Tak ada pekik kesakitan, Srikandi takjub baru kali ini ia melihat satria wafat terkena panah saktinya tanpa mengaduh. Justru tersenyum iklas. Bahagia.
Rupanya cinta obat penawar sakit, mujarab untuk penyembuhan juga pengantar kematian terindah.