Sudah delapan bulan wabah covid-19 singgah di Indonesia.Perjuangan Indonesia menghadapi wabah bukan hanya pada bidang kesehatan,namun juga pada bidang pertanian.
Pertanian menjadi salah satu  hal yang  penting di masa pandemi ini karena pertanian merupakan sumber utama bahan pangan. Ketahanan pangan menjadi tantangan yang serius di masa pandemi ini.
Menurut Food And Agriculture Organization, pandemi ini dapat berpotensi pada krisis pangan apabila masalah ini tidak dihadapi dengan baik.Dibutuhkan kerjasama yang erat untuk menghadapi pandemi ini agar tidak terjadi krisis pangan.
Berbagai upaya telah dilakukan demi memutus rantai penyebaran dari virus corona ini .Mulai dari diwajibkannya memakai masker, penggunaan hand sanitaizer, himbauan social distancing,melakukan karantina wilayah (lockdown) hingga Pembatasan Wilayah Berskala Besar (PSBB).
Adanya kebijakan PSBB ini menyebabkan terganggunya arus distribusi dari daerah ke kota. Sebab, pengemudi angkutan pangan perlu melaksanakan karantina mandiri selama 14 hari di daerah tempat tinggalnya untuk mencegah penularan covid-19. Sehingga beberapa daerah di Indonesia mengalami kekurangan bahan pangan.
Ada beberpa upaya yang dapat dilakukan oleh  masyarakat  agar dapat menghadapi krisis pangan akibat pandemi. Salah satunya adalah dengan bertani di rumah.
Masyarakat dapat memanfaatkan lahan pekarangan di rumah. Apabila pekarangan yang digunakan sempit maka ada beberapa teknologi pertanian masa kini yang dapat diterapkan.
Misalnya vertical garden, hanging garden, balcony garden, green roof garden, dan hidroponik. Untuk cara bertani dapat dipelajari di internet, dan apabila kesulitan mencari bibit tanaman maka pembelian bibit dapat dilakukan secara online.
Dikutip dari merdeka.com ada beberapa contoh tanaman yang mudah ditanam  seperti kangkung, selada, bayam, sawi hijau, tomat, wortel, mentimun, cabai, bawang putih, kentang, ataupun singkong.
Ada banyak manfaat dari bertani dirumah selain untuk menghadapi krisis pangan. Yang pertama adalah mendapatkan bahan pangan yang lebih fresh. Biasanya sayur mayur yang dibeli dari pasar/swalayan tidak fresh seperti yang ditanam sendiri karena sudah terkontaminasi bakteri dan  mengandung pestisida.Â
Yang kedua, dapat menjadi salah satu kegiatan agar tidak bosan selama karantina, dan yang terakhir dapat menjadikan pekarangan lebih asri.Â