Badan Pusat statistik (BPS) pada Senin (21/4) menyampaikan perkembangan ekspor-impor Indonesia di bulan Maret 2025. Nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan pada tahun ini. Pada Maret 2025, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 23,25 miliar, di mana angka tersebut mengalami kenaikan secara bulanan 5,95 persen dan tahunan sebesar 3,16 persen. Tak hanya itu, nilai impor juga mengalami kenaikan, yaitu mencapai US$ 18,92 miliar dengan angka kenaikan bulanan sebesar 0,38 persen dan tahunan 5,34 persen.
Adapun pada saat yang sama, BPS menampilkan tiga negara yang konsisten sebagai penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Tiga negara tersebut, yaitu Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina. BPS menyampaikan bahwa sejak 2015-2025, nilai perdagangan Indonesia ke Amerika mengalami kenaikan.
“Bersama dengan India, Amerika Serikat merupakan penyumbang utama surplus neraca perdagangan Indonesia dalam 10 tahun terakhir. Surplus neraca perdagangan tertinggi dengan Amerika terjadi pada 2022 lalu, sebesar 16,57 miliar US$” ujar Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti pada konferensi pers (21/4/2025).
Komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Amerika pada periode Januari-Maret 2025
Mesin dan Perlengkapan Elektrik
Peringkat pertama komoditas ekspor Indonesia ke Amerika, yaitu mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85). Dengan nilai ekspor, yaitu 1.22 miliar US$ atau mencakup 16,71 persen dari total ekspor Indonesia ke Amerika. Angka tersebut tentunya naik jika dibandingkan dengan tahun 2024 lalu, yaitu 1,037 miliar US$ atau naik 17,65 persen.
Alas Kaki
Selain mesin dan perlengkapan dan perlengkapan elektrik, peringkat kedua sebagai penyumbang komoditas ekspor Indonesia ke Amerika, yaitu alas kaki (HS 64). Pada periode Januari-Maret 2025, tercatat di angka 657 juta US$. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, komoditas alas kaki tercatat berada di angka 564 juta US$ atau naik sebesar 16,62 persen.
Pakaian dan Aksesorisnya (Rajutan)
Peringkat ketiga ditempati oleh komoditas pakaian dan aksesorisnya (rajut) (HS 61). Berada di angka 522 juta US$ di tahun 2024 lalu, komoditas ini kemudian naik pada tahun 2025. Tercatat naik sebesar 20,46 persen di mana pada tahun 2025 ini berada di angka 629 juta US$. Amerika serikat merupakan negara tujuan utama ekspor pakaian dan aksesoris rajutan pada periode Januari-Maret 2025 sebanyak 38,62 ribu ton atau sebesar 63,40 persen. Peringkat kedua ditempati oleh Jepang sebanyak 3,30 ribu ton atau 5,41 persen dan Korea Selatan 3,12 ribu ton atau 5,41 persen.
Adapun daftar 10 komoditas ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang ditampilkan BPS dalam konferensi persnya, yaitu Mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), alas kaki (HS 64), pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS 61), pakaian dan aksesorisnya (bukan rajutan ) (HS 62), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), perabotan dan alat penerangan (HS 94), karet dan barang dari karet (HS 40), ikan dan udang (HS 03), mesin dan peralatan mekanis (HS 84), terakhir kakao dan olahannya (HS 18).
Dengan demikian, pada Maret 2025 neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus sebesar 4,33 miliar US$. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan April 2025, tetapi lebih rendah bila dibandingkan surplus pada Maret 2024. Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari-Maret mencapai 10,92 US$