Mohon tunggu...
Aziz Zulkifli Utomo
Aziz Zulkifli Utomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN TIM II UNDIP 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mahasiswa Undip Ajari UMKM Batik Cara Jitu Jualan Online

27 Juli 2021   20:39 Diperbarui: 27 Juli 2021   20:46 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melakukan Survei Ke UMKM Batik di Desa Bakaran Kulon (Kegiatan dilaksanakan sebelum PPKM)

PATI (27/7) – Pandemi Covid-19 yang tak kunjung selesai membuat berbagai sektor mengalami kesulitan tak terkecuali sektor UMKM yang harus berjuang untuk bertahan di tengah kondisi seperti ini. Apalagi, dengan di berlakukannya PPKM Jawa-Bali yang mau tidak mau membuat semua UMKM harus memutar otak agar terus mampu bertahan di saat semua mobilitas masyarakat harus dibatasi akibat pandemi Covid-19.

Daerah Kabupaten Pati sendiri memiliki banyak UMKM yang terdampak akibat pandemi Covid-19 ini, salah satunya adalah UMKM Batik yang berada di Desa Bakaran Kulon. Desa Bakaran Kulon sendiri terkenal di Kabupaten Pati dengan sentra batiknya yang banyak orang mengenalnya dengan sebutan “Batik Bakaran”. Batik Bakaran merupakan batik pesisiran, akan tetapi Batik Bakaran berbeda dengan batik pesisiran lainnya, karena biasanya batik pesisiran cenderung berwarna cerah dan berani sedangkan Batik Bakaran cenderung berwarna gelap yang identik dengan warna cokelat dan hitam. Untuk itu, Batik Bakaran merupakan batik ciri khas Kabupaten Pati yang tidak hanya dimiliki oleh Desa Bakaran saja akan tetapi juga dimiliki oleh semua masyarakat Kabupaten Pati yang sepatutnya harus dijaga, dihargai dan dilestarikan.

Produk Batik Tulis Bakaran 
Produk Batik Tulis Bakaran 

Menurut Bapak Dadik Utomo selaku Kepala Desa Bakaran Kulon, kondisi pandemi Covid-19 membuat semua sektor UMKM di desa termasuk UMKM Batik ikut terdampak sehingga membuat penurunan dari segi pendapatan. Untuk itu, pemerintah desa berharap agar UMKM Batik khususnya dapat melakukan penjualan secara digital dan menjadi UMKM Go Online sehingga dapat terus bersaing di tengah situasi pandemi Covid-19. 

Dalam mewujudkan hal tersebut, Aziz Zulkifli Utomo (21), salah satu Mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro yang tergabung dalam KKN TIM II Undip 2021 di Desa Bakaran Kulon, Kec. Juwana, Kab. Pati, memberikan program pelatihan pemasaran digital melalui marketplace “Shopee” kepada salah satu UMKM Batik yang ada di Desa Bakaran Kulon yang bernama “Batik Tulis Ninuk Nardi”. Pelatihan tersebut bertujuan agar UMKM Batik bisa berinovasi dalam hal pemasarannya sehingga mampu memperluas jaringan pemasaran mereka yang tidak hanya dilakukan secara offline saja tetapi juga bisa melakukan pemasaran secara digital melalui marketplace. Dengan begitu, UMKM Batik di Desa Bakaran kulon dapat terus eksis di masa pandemi Covid-19 ini. 

Disaat ini digitalisasi dalam hal pemasaran sangatlah penting bagi setiap UMKM. Adanya Pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi digital pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), salah satunya untuk mengalihkan bisnis dari offline ke online, seperti marketplace. Saat ini, rata-rata pelaku UMKM bisa menggunakan 2 hingga 3 marketplace untuk berjualan.

Peran dan tren peralihan bisnis UMKM dari offline ke online marketplace tergambar dari hasil survei Katadata Insight Center (KIC) bertajuk "MSME Study Report 2021: Peran Marketplace bagi UMKM". Survei tersebut dilakukan terhadap 392 UMKM di sejumlah kota di Indonesia, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Medan pada periode 24 Maret hingga 9 April 2021.

“Kami menemukan bahwa pada masa pandemi, pelaku UMKM mulai berpindah ke marketplace. Cukup banyak UMKM jadi pemain baru di platform online pada masa pandemi. Dan marketplace adalah pilihan utama mereka ketika masuk ke platform penjualan online,” kata Manajer Survei Katadata Insight Center, Vivi Zabkie dalam keterangan pers diterima Rabu (5/5).

Sedangkan hasil survei KIC terbaru kali ini menunjukkan bahwa peran marketplace sangat penting dalam membantu UMKM memasarkan produk sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi (77%). Marketplace juga memiliki banyak program promo (gratis ongkir, cashback dan diskon) sehingga mampu menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berbelanja di toko online milik UMKM (72%).

Selain itu, marketplace dinilai aman untuk bertransaksi (69%) dan mudah digunakan atau user friendly (66%). Berikutnya, marketplace dianggap berperan dalam memberi edukasi lengkap kepada UMKM tentang cara berjualan online (55%) sehingga membantu penjualan produk UMKM ke ranah ekspor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun