Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Filosofi ala Kresem

26 November 2020   06:10 Diperbarui: 26 November 2020   06:13 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali ke alam,  regresi ke masa lampau saat buah ini masih jadi primadona,  bukan hanya diburu karena brosur dan info website terkait manfaatnya. 

Ya,  " Kresem ", pada jamannya dulu tumbuhan ini tumbuh bebas dan liar,  ia tidak pernah permisi dan mengajukan izin tinggal,  tahubtahu jasa ia ada dan hadir,  tumbuh besar,  rimbun dan menjadi tempat faforit para petani untuk berteduh. 

Ya bagaimanapun kresem adalah bagian dari alam,  yang memiliki dua sisi dan tidak sembarang dicipta,  ia akan melakukan ekspansi besar besaran akarnya ke penjuru arah,  lentur,  lemah bisa jadi tapi akarnya mampu menembus apapun yang enghalabgi dalam senyap. 

Dan bagi anak anak diusianya kresem menjadi tempat bergantung keceriaan,  ayunan,  rumah pohon dan banyak permaenan diawali dan terinspirasi dibawah kresem. 

Berbeda dengan sekarang,  semua telah berubah,  jarum jam telah lupa berapa kali ia berputar dan kita kadang tidak merasa kalau waktu telah jauh berjalan,  dan bahwa saat cermin bicara "uban mu banyak".

Serta merta ego bilang "ini karena minyak rambut,  ini karena shampo" ia lupa kalau kresem kini telah terpinggirkan,  ia lupa kalau ia tak lagi tertarik sama kresem. 

Dan saatnya kembali ke alam, belajar memaknai hidup dan kehidupan. bagaimana cara bertumbuh,  berkembang dan bertahan serta memberikan keceriaan,  manfaat dan nilai bagi sekitar. 

#tempoedoeloe
#kenangan

Aziz Aminudin
{{{ positif,  sehat dan bahagia }}}

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun