Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mata Uang Lebaran

12 Mei 2020   18:14 Diperbarui: 12 Mei 2020   21:57 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan telah separoh perjalanan lebih, sejatinya kualitas ibadah yang harus ditingkatkan, seharusnya lebih istiqomah dan khusus dalam menjalankan ibadah, mengharapkan rahmat, maghfiroh dan ampunan hingga kembali pada firtah Nya dan mencapai derajat ketaqwaan setelah ramadhan selesai.

Mata uang uang kita rupiah sedang menguat hari ini, ada banyak masyarakat yang sudah apatis terhadap berita soal mata uang tercinta ini, lagi lagi ini nggak ngefek bagi masyarakat kasta rendah yang tahunya harga cabe, harga telor, harga bahan pokok naik atau turun, apa artinya mata uang menguat atau melemah, toh mereka tak kenal mata uang lain.

Yang pasti masyarakat sudah cape dan lelah dengan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM), pembatasansosial berskala besar (PSBB) dah kebijakan lain terkait pandemi covid 19.

Jenuh, pastinya ya dan pasti lelah. Jangan dikira diam saja dirumah tidak menjadikan lelah dan cape, terap berdiam diri dirumah dan aktifitas terbatas itu sangat melelahkan dan cape, apalagi saat mulai sadar mata uang kita mulai menipis, bahkan tidak ada satupun pahlawan yang nangkring dimata uang mau berlama ditangan.

Ya, jangan sampailah karena covid 19 itu menular lewak kontak fisik terus para pahlawan itu juga menjaga jarak bahkan kita yang mulai terbiasa berjarak dengan mata uang tercinta kita.

Aktifitas semua dibatasi, pekerjaan dikerjakan dirumah, tapi mereka yang tidak bisa bekerja dari rumah dan tidak bisa dikerjakan dirumah, apa yang terjadi ? Pekerja dirumahkan.

Efeknya panjang saat banyak mereka yang akhirnya dirumahkan karena perusahaan dan tempat kerjanya mulai tidak mampu beroprasi, ya pasti jelas mata uang tak lagi terlihat jelas dimata, banyak yang kalap dan kabur pandangan yang akhirnya gelap mata.

Sebut saja pertengahan ramadhan kemarin di Desa Luwungragi Brebes, seorang dimasa karena kepergok yang punya rumah saat mau mencuri, ini sederhana bab nya hanya soal mata uang.

Ya, mata uang dalam makna kaum langit orang berduit dan investor tentu berbeda dengan mata uang para kaum jelata, kaum pinggiran dan bawahan nggak muluk cerita mata uang asing, karena kadang mata uang sendiri aja rasanya asing di dompet.

" Tumben ada proklamator " simerah berasa asing kalau nangkring didompet karena biasanya cuma singgah, bak hotel berbintang hanya buat sOKnggah semalam dua malam, setelahnya ganti patimura.

Maka wajar kalau soal berita mata uang rupiah menguat atau melemah "bodo amat !!!". Bagi mereka saat ini lebaran telah separoh lebih dan sebentarlagi lebaran, ya lubaran puasanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun