Urusan hobi nggak ada lawan, bukan soal uang atau apapun ini soal kesenangan bisa ngumpul dan belajar bersama tetang cara menulis, jarang ketemu langsung sih tapi tiap hari rame di group WhatsApp ( WA ) Kompasianer Brebes.
Sore kompasianer...
Kali ini tulisanya beda nggak mau bahas politik dulu, kepala masih pening, memang butuh kesiapan untuk ikut mikir keramaian dan hiruk pikuk sosial media bahasa hal politik nggak ada matinya. Kembali pada menulis, saya ingat betul kapa pertama kali saya belajar menulis, ya TK waktu itu nggak beraturan dan nggak jelas, tapi lama - lama ya akhirnya terbiasa walau tetap jasa tulisannya nggak baik.
SD saya sudah bisa menulis apa yang tidak bisa saya baca, tetap saja buat bahagia dan bangga, jal yang menarik bagi saya menulis latin ( khot ) bagaimana menulis degan tulisan latin butuh kejelian dan seni yang asik kalau dinikmati, seringkali pinsil cepat sekali putus karena semangatnya menghasilkan tulisan yang terbaik, tapi lagi - lagi putus.
BISA KARENA TERBIASA
Bisa karena terbiasa, kalimat yang nggak begitu power full tapi akan sangat dalam maknanya kalau kita mau merenungkannya, coba aja ingat nggak kapan anda bisa berjalan, anda bisa bicara atau apapun aktifitas anda sekarang... saya yakin anda nggak ngert jelas kapan pastinya anda bisa melakukan dengan sangat baik ( kompenten ), berbeda dengan yang diramaikan teman saya yang perawat, dokter maupun bidan bicara soal uji kopetensi yang katanya ribet, kenyataannya banyak hal yang kita menjadi kompeten bukan karena kita belajar yang keras, melainkan karena kita mau terus istiqomah, konsisiten mau melakukan itu terus menerus, dan mau belajar pastinya.
Bisa karena terbiasa, terbiasa melakukan ha - hal yang tidak biasa anda lakukan akan menjadikan anda biasa dan terbiasa sehingga tidak meraasa bisa tapi anda sangat menguasainya.
MENULIS ITU GAMPANG
Ya... menulis itu gampang, tinggal tulis aja apa yang mau anda tulis yang tidak gampag adalah membiasakan pikiran anda menerima apapun karya tulisan anda dengan bahagia dan bangga karena berani meghasilkan tulisan. Banyak penulis yang gagal menulis karena ia tidak berhasil meyakinkan pikiran bahwa menulis itu ya menulis tanpa syarat dan tanpa atribut apapun.
Bahkan awal anak bisa menulis ia pasti menuliskan apapun termasuk garis, lingkaran atau hanya sebuah hal yang bagi sebagian orang tidak memiliki makna, menulislah..., mau puisi yang seperti cerpen, cerpen yang menyerupai artikel, surat rasa pantun atau bahkan pantun yang serasa curhatan terserah... " tulis aja itu namanya menulis ".
