Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Telat Datang

24 Mei 2018   09:19 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:03 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.penrithmasjid.com.au

Salam buat ibu dan salam buat ayah,

Maaf kalau kali ini aku lupa untuk mengirimkan fathehah, " aku sibuk " harus pagi buta berangkat ke tempat kerja, aku harus berlarian bekerjaran dengan mentari, itu kalau beruntung dan kadang aku selalu tidak berhasil menggapainya.

" Bangun kesianga rezeki dipatok ayam " itu mitos yang sebenarnya dibesar -- besarkan mak mak dulu biar kucung bangun, tapi nggak sekarang karena sudah susah melihat ayam disekitar rumah, satu -- satunya ayam yang bisa aku lihat adalah itu di restoran tepat saji itupun ia telah mati.

Ayam sekarang nggak punya gairah lagi berebut rezeki dengan manusia, ia udah terlalu menderita tinggal di barak berisi ribuan bahkan puluhan ribu dengan selalu dijejali konsentrat dan disuntik hormon, itu katanya mang udin yang jadi kuli disana.

Yah, entah sudah berapa lama mungkin telah berlalu, dulu saat aku melihat sosok dan senyum ayah dan ibu, ya ternyata memori manusia seperti komputer yang memiliki data kapasitas, dan semakin banyak hal yang terproses membuatku semakin lupa seperti apa sosok ibu dan ayah, satu hal yang masih ku ingat ibuku adalah perempuan dan ayahku adalah laki -- laki.

Serine ini masing memiliki sisa sirkuit kecil dalam otakku dan memutar sedikit penggalan yang artinya ..., " ini Ramadhan " ya... sirene ini hanya berbunyi pada bulan puasa, walau aku jarang tahu nikmatnya puasa.

Yang ku tahu puasa nggak ada yang jual an disiang hari, semua sibuk entah apa yang disbukkan, lantunan ayat suci Al Qur'an masih jelas, tapi lagi lagi aku tidak mampu menikmatinya, entah apa dan jenis setan yang mana yang menggodaku, apa memang ia "Boss nya setan !!!" batinku.

Semua kini berbeda, sirene itu bukan untuk ramadhan, kemarin tetangga sebelah sekian banyak orag menjerit, dan kocar kacil dipermainkan api yang sebelum nya mereke memainkan api, yah... kadang permainan memang sering berakhir ricuh, sama seperti banyak cerita dilorong gelap ibu kota.

Ya ini soal permainan yang ada disana mau judi mau maen perempuan, sama saja berujung pada kericuhan dan kocar kacir, bagaimana dengan mereka yang bermain di atas, di panggung kehormatan, tempat para pejabat berdasi yang hapir semuanya prianya mengenakan peci.

" apa peci itu identik dengan islam ? "

Ini juga aku nggak mengerti, saat ditelevisi menyajikan banyak derama cerita yang berlebel " Permainan " selalu saja berakhir begitu, ko ya mereka semuanya sebagian bersar punya peci, apa aku juga masuk golongan orang berpeci ? entah lah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun