Mohon tunggu...
Aziz Aminudin
Aziz Aminudin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Praktisi Kehidupan, Kompasianer Brebes www.azizamin.net Founder MPC INDONESIA www.mpcindonesia.com WA : 0858.6767.9796 Email : azizaminudinkhanafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Perlukah Anak Dihipnotis Biar Baik? (Bagian 1)

23 Mei 2018   10:09 Diperbarui: 24 Mei 2018   00:16 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (drjenniferoke.com)

Bagaimana anak akan menjadi anak yang sesuai harapan kalau sementara lebel yang diberikan adalah lebel yang negatif, yang menjadikan do'a dan prasangka atas apa anaknya kelak.

DUA DUNIA

Abaikan semuanya sekarang, bila kita mau berfikir tenang dan dingin, coba perhatikan bagaimana pada awalnya anda sebagai orang tua berdo'a, memohon diberikan buah cinta dan diberikan keturunan, do'a yang serius tentunya untuk dianugrahkan anak yang baik, anak yang sholeh dan sholehah.

Allah ta'ala kabulkan dengan lahirnya anak -- anak anda, dengan bahagia anda menyambut mereka dengan suka cita anda bergembira, "ingatkah itu ?"

Ingatkah bagaimana anak membuat anda bahagia, ia meniruka senyum anda, ia menirukan gerakan anda dan ia menangis seperti mampu berkomunikasi dengan anda, dimana anda tahu betul kapan ia pipis, kapan ia lapar dan kapan ia kepanasan hanya dari tangisnya yang seorang tak berirama. "Ingatkah itu ?" 

ANAK ITU AMANAH, BUKAN ASET !!!

Saya selalu bilang berulang kali pada orang tua yang datang ke griya hypnotherapy MPC, dari sekian banyak mereka yang datang kebanyakan diantaranya menganggap "anak adalah aset". Ini bukan masalah benar atau salah tapi ini soal rasa dalam kita mendidik dan membesarkan anak.

Banyak kasus yang menjadikan anak sebagai aset ia akan melakukan banyak hal biar anak menjadi sesuatu yang sekiranya bisa membanggakan diri orang tua, harus berprestasi, harus unggul, harus juara dll

Menariknya bila dalam penyampaiannya tidak hati -- hati anak merasa dalam keadaan yang tertekan dan relatif anti sosial ( walau tidak semuanya ), tapi kenyataannya kalau nggak hati -- hati dan berimbang seringkali anak dalam kondisi ini, saat jatuh dan gagal maka akan memiliki perasaan trauma yang sangat dalam, emosinya akan tidak stabil, dan tidak mudah bangkit.

Hilangnya masa bermainnya menjadikan ia akan terganggu, belum lagi sikap orang tua sering dianggap sebagai sosok orang tua yang berbeda dengan orang tua temannya. Saat anak mulai menemukan dunianya dengan teman sebayanya ia mulai membandingkan dengan orang tua lainnya, koneksi internet menjadikan anak kaya informasi, dan orang tua menganggap anak mulai berubah.

Hal ini yang seringkali mengawali orang tua cemas dan memberikan lebel anak sebagai pembangkang, nakal dan hal lain yang negatif lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun