Mohon tunggu...
Azizah Rahmalia Juwita
Azizah Rahmalia Juwita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Padang

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Daring di Masa COVID-19

31 Mei 2022   17:31 Diperbarui: 31 Mei 2022   17:51 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Masuknya Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia memberikan dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat, mulai dari kesehatan, ekonomi, sosial, keagamaan, maupun dalam dunia pendidikan. Salah satu akibat dari adanya Pandemi Covid-19 di Indonesia adalah kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau biasa kita sebut juga sebagai sistem pembelajaran jarak jauh. Hal ini juga mengakibatkan berubahnya sistem pendidikan di Indonesia yang mengharuskan para guru dan murid harus paham terhadap teknologi informasi yang diguakan sebagai media pembelajaran jarak jauh.

Sebagai sarana penunjang pelaksanaan pembelajaran internal jaringan merupakan hal utama yang harus didukung dalam pencapaiannya hasil yang diharapkan melalui pembelajaran online. Pada kasus ini sebagai sarana pemanfaatan teknologi, gadget memiliki kontribusi besar dalam lembaga pendidikan, termasuk Indonesia adalah tujuan studi yang berani. 

Sistem pembelajaran yang berani adalah sistem pembelajaran tanpa kegiatan tatap muka langsung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan secara online didukung oleh pemanfaatan teknologi, telekomunikasi dan informasi, seperti internet, CD ROOM. Guru dan siswa dalam pelaksanaannya dapat menggunakan berbagai aplikasi, seperti WhatsApp, Zoom Meeting, Telegram, Google Classroom, Google Meet, Quiepper School, Ruang Guru, dan aplikasi lainnya. (Asmuni, 2020)

Proses belajar online di masa Pandemi Covid-19 harus dilakukan secara maksimal. Tapi meski begitu, itu tidak ada artinya guru sebagai pendidik bertindak sewenang-wenang dalam memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah. Jika demikian, itu akan menjadi beban bagi siswa karena diberikan banyak tugas. Dengan pemikiran ini, guru harus mengawasi murid-muridnya selama ini proses pembelajaran online agar tujuan pembelajaran tetap dapat tercapai walaupun dilakukan secara online. Kegiatan siswa di rumah cenderung terbiasa bermain, tetapi diharapkan pembelajaran online dapat diikuti oleh mereka dan tugas yang diberikan kepada mereka dapat diselesaikan dengan baik.

Motivasi, arahan dan bimbingan yang diberikan oleh guru selama pembelajaran online sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai meskipun proses pembelajaran tidak dilakukan secara langsung atau pembelajaran online. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus siap memfasilitasi setiap perubahan yang berkaitan dengan pendidikan murid-muridnya. Pendidikan perilaku harus menjadi pijakan yang kuat di tengah perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin cepat. Sekolah memberi fasilitas bagi siswa dan guru selama proses pembelajaran online. Salah Salah satu fasilitas tersebut adalah memberikan subsidi kuota kepada guru dan siswa untuk mensukseskan proses pembelajaran.

Salah satu teknologi yang dikenal dalam pembelajaran online adalah aplikasi Google Classroom. Kelebihan dari teknologi pembelajaran google classroom adalah aplikasi ini tidak memakan banyak kuota sehingga tidak begitu memberatkan siswa yang menggunakannya, dan dapat membuat siswa lebih disiplin dalam mengumpulkan tugas karena di google classroom terdapat batasan waktu untuk mengumpulkan tugas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat menggunakan virtual tatap muka dengan guru sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik.

Teknologi menggunakan platform konferensi video juga tersedia seperti Zoom Cloud Meeting dan Google Meet kelebihan dari teknologi ini adalah pelajar dapat bertatap muka secara virtual dengan guru dengan menggunakan panggilan video yang tersedia, kedua teknologi ini juga dapat memuat banyak peserta dalam aplikasi sehingga semua siswa di kelas dapat ikut. Sedangkan kelemahan utama dari teknologi ini adalah terlalu banyak menghabiskan kuota, sehingga siswa terbebani biaya pembelian kuota internet. Sedangkan teknologi yang sering digunakan adalah platform berupa pesan instan atau WhatsApp. Teknologi ini banyak digunakan karena orang sudah merasa familiar dan relatif asing, tidak membutuhkan terlalu banyak kuota dalam menjalankan aplikasi, meskipun sebenarnya memiliki kelemahan terbatas pada jumlah peserta yang bergabung dengan panggilan video. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuota internet berperan penting dalam proses pembelajaran di masa depan sekarang, terutama di masa pandemi Covid-19.

Selain itu peran orang tua dalam pembelajaran daring ini juga sangat berpengaruh. Menurut Winingsih orang tua memiliki empat peran dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ), yaitu:

Orang tua berperan sebagai guru di rumah, yaitu orang tua dapat membimbing anak mereka untuk belajar jarak jauh di rumah.

Orang tua berperan sebagai fasilitator, yaitu orang tua berperan sebagai sarana dan prasarana bagi anak untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.

Orang tua sebagai motivator yaitu orang tua dapat mendorong dan mendukung anak-anak mereka untuk belajar sehingga mereka memiliki semangat belajar. Selain itu, mereka juga dapat memperoleh prestasi yang baik karena dukungan dari orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun