"Nyinyir tanda tak mampu", "Nyinyir tanda syirik (iri)", "Nyinyir kode otak idiot", atau kalimat lain yang semakna. Beberapa contoh kalimat jawaban atas orang yang suka nyinyir itu memang terasa pedas, itupun jika si tukang nyinyir masih punya perasaan.
Seringkali nyinyir dimaknai sebagai ungkapan kebencian atas sikap orang lain yang tidak sepikiran dengan kita atau ketidakmampuan orang lain menunjukkan ide terbaiknya, atau mereka dirasuki makhluk iri tingkat stadium 11.
Hasil nyimak dari pergaulan lintas sosial, penulis merangkum 6 penyebab orang lain suka nyinyir :
Bentuk protes
Protes tidak melulu atas dasar kecewa, adakalanya sebuah usulan yang baik atau bijak. Ia menghindari konflik makanya nyinyir dengan cara halus atau bergaya majas ironi. Ia berfikir andai penyampaian rasa kecewa dengan cara terang-terangan akan menimbulkan kekacauan atau keretakan hubungan yang lebih parah dan berfikir untuk protes dengan cara nyinyir.Â
Misal, si pegawai A tidak pernah di rotasi dari sebuah pekerjaan padahal sudah menempati satu tempat selama 10 tahun, di sisi lain ada pegawai yang sering banget di rotasi, biasanya ada bentuk protes dengan cara nyinyiran halus, "emangnya tidak ada pegawai lain yang pintar", "emangnya yang pinter Cuma dia doang", "emangnya pegawai lain bodoh semua", "dia mah hanya akan di rotasi ke liang lahat"
Emang hobi
Salah itu manusiawi, karena kita bukan makhluk suci dan terbebas dari kesalahan. Ada kesalahan karena emang tidak tahu, tidak sengaja, bahkan ada yang justru sengaja salah.
Namun bagi yang emang hobi nyinyir, Jangankan kesalahan berulang, meski hanya sekali salah saja bisa dapat nyinyirin berulang, padahal kesalahan karena tidak tahu dan tidak sengaja berbuat salah.
Itu hal yang satu ini, termasuk jenis penyakit hati yang menular, jauh sebelum virus corona menyebar saat ini. Bedanya, yang satu virus hati, yang satu virus medis. Emang rada repot menghadapi orang yang punya hobi nyinyir. bersikap Benar juga, tetap salah dimata dia.
Tidak mau terima masukan
Nyinyir itu bukan semata penyakit hati, dapat juga karena kita yang super idealis bin egois. Susah menerima masukan, saran, kritik dari orang lain. Hingga mereka mengambil cara lain dengan cara nyinyir, berharap mau didengarkan.
