Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Itulah Mengapa Selalu Perempuan...

9 Maret 2021   00:00 Diperbarui: 13 Maret 2021   02:15 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan dengan kemampuan multitasking yang makin bertambah saja saat ada situasi seperti pandemi corona saat ini.(SHUTTERSTOCK/KIT8.net via kompas.com)

Seolah-olah pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak adalah pekerjaan perempuan. Padahal seharusnya dipahami sebagai tugas bersama. Saling bantu, peduli dan berbagi satu sama lain.

Bukan berarti perempuan tukang mengeluh, ingin dimanja, diistimewakan atau ngadi-adi (istilah Jawa yang sangat sulit dibahasakan dalam bahasa lain yang pas). Pada prinsipnya, mereka hanya ingin ada yang peduli, "Karena wanita ingin dimengerti", begitu kata Ada Band.

Berkat kuasa Allah, perempuan diberi kemampuan melakukan banyak hal dalam satu waktu. Sayapun terbiasa, menyetrika pakaian bersebelahan dengan ruang komputer, sehingga bisa sambil ngeprint, di mana ruang itu juga digunakan si kecil yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar membutuhkan sang ibu untuk memandu menyelesaikan tugasnya. 

Pada lain kesempatan, saya bisa memutar cucian di mesin cuci sambil memasak dan sesekali juga mencuci perabotan makan. Orang menyebutnya multitasking, kemampuan mengerjakan banyak hal sekaligus. 

Keahlian ini sepertinya mustahil dilakukan oleh para ayah. Karena menurut ilmu kejiwaan, laki-laki memang diciptakan untuk fokus pada satu aktifitas. 

Tuntas, baru ganti yang lain. Tidak bisa di-sambi-sambi. Meski sebenarnya adegan nyambi-nyambi seperti yang dilakukan kaum hawa merupakan episode berbahaya, karena harus berbagi fokus. 

Demikian pula dalam kepengasuhan anak. Meskipun merupakan tugas bersama, namun keberadaan perempuan sebagai sosok ibu mendapatkan posisi istimewa di hati anak. 

Sesibuk apapun seorang perempuan, keberadaannya tetaplah menjadi "sesuatu" bagi si buah hati. Entahlah, akupun yang sudah beranak pinak, rasanya damai bila bersama ibu. Apalagi anak-anakku yang masih butuh dekapan kasih sayang ibunya.

Mengapa ibu? Bukan ayah. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, mengapa anak cenderung lebih dekat dengan ibu.

Pertama, ibu lebih sabar jika dibandingkan dengan ayah dalam hal mendidik anak

Kesabaran ibu (Sumber: fimela.com)
Kesabaran ibu (Sumber: fimela.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun