Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menggagas Pesantren Humanis

22 Oktober 2020   16:17 Diperbarui: 23 Oktober 2020   19:05 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi kenyataannya para pelanggar ternyata itu-itu saja. Dia lagi, dia lagi! Langganan. Mereka tidak lagi jera. Bahkan yang muncul justru perasaan tidak malu, tidak takut, bahkan bangga dengan pelanggarannya.

Ketika saya benar-benar dihadapkan dengan kewajiban mengurus santri, sayapun berpikir. Haruskah mereka saya perlakukan seperti saat saya menjadi santri? 

Dalam hal penanaman kedisiplinan, ketertiban beribadah, kemandirian, membiasakan berakhlakul karimah, saling peduli sesama teman tentu saja harga mati. Harus ditanamkan pada seluruh santri. 

Namun dalam memberikan sanksi ketika mereka melanggar, ini membutuhkan berbagai pertimbangan. Mengingat pesantren kami masih rintisan untuk melaksanakan amanah dari masyarakat dalam mendidik para santri.

Pengalaman mendapat hukuman atau menghukum saat menjadi santri, menjadi bahan pertimbangan untuk memunculkan ide baru terkait hal ini. Pengalaman dari curhatan para santri lama yang merasakan sakit hati dan malunya mendapatkan sanksi yang kurang mendidik dari tahun sebelumnya, tentu juga menjadi bahan pertimbangan. 

Belum lagi reaksi para wali yang 'tidak terima' dengan sanksi yang ditimpakan pada anaknya. Tentu akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan kepercayaan masyarakat untuk memasukkah putra putrinya.

Akhirnya kami membuat kesepakatan dengan para santri dan ustadz ustadzah pendamping. Aturan dibuat bersama, untuk ditaati dan tentu saja tetap ada sanksi bagi mereka yang melanggar. Nah, sanksi inilah yang harus mendidik, namun tetap memberikan efek jera sehingga tidak akan mengulang lagi.tahfidz 

Karena di pesantren kami ada program Tahfidz Al qur'an, maka salah satu sanksi bagi mereka adalah setor hafalan Al Qur'an. Tidak boleh ada bullying di pesantren kami, meski kenyataannya masih saja ada yang curhat kalau diperlakukan tidak nyaman oleh temannya. 

Budaya senioritas di lembaga pendidikan harus dikikis habis. Tumbuhkan sikap "Yang tua menyayangi yang muda, yang muda menghormati yang tua". Nasehat dari hati ke hati menjadi salah satu solusi, sebelum akhirnya perlu diadakan pembinaan dan pendampingan terkait menjalin hubungan baik sesama teman dam para asatidz.

Sanksi lain yang disepakati dan diberlakukan adalah yang berkaitan dengan kebersihan dan ketertiban. Membersihkan lingkungan, menguras bak air dalam kamar mandi dan hal lain yang berkaitan dengan kebersihan dan ketertiban menjadi alternatif . 

Selain bermanfaat bagi sesama, juga membantu meringankan mereka yang giliran jadwal piket kebersihan. Prinsipnya, buatlah mereka nyaman, senang dan krasan. Dan tentu saja para wali santri tidak khawatir lagi, namun sebaliknya mereka senang melihat anak-anak mereka lebih dewasa dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun