Mohon tunggu...
Azizah Herawati
Azizah Herawati Mohon Tunggu... Penulis - Penyuluh

Pembelajar yang 'sok tangguh'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Webinar Berbayar? Why Not?

13 Juli 2020   16:15 Diperbarui: 13 Juli 2020   16:04 1326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan istilah webinar. Event yang begitu marak diikuti oleh berbagai kalangan di tengah pandemi covid 19 yang belum juga berujung. Tuntutan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan menghidupkan lagi forum diskusi dan aneka kajian, menuntut berbagai pihak untuk menggelar webinar. 

Ya, webinar kepanjangan dari web seminar, sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk mengadakan sebuah seminar dalam sebuah kelompok tanpa harus bertatap muka satu sama lain.  Peserta yang berasal dari berbagai lokasi, dari lokal, nasional sampai internasional bisa saling sapa dengan aplikasi zoom meeting. Begitu menyenangkan, karena bisa jadi ajang reunian dari berbagai komunitas di berbagai daerah.

Tentu saja hal ini disambut gembira oleh banyak kalangan. Sesuatu yang tadinya seperti tidak mungkin, ternyata benar-benar bisa dilakukan. Praktis, efektif dan biayanya relatif murah. Tak ayal lagi, webinarpun digelar di mana-mana. Hampir setiap hari digelar. Bahkan dalam satu hari, seseorang bisa mengikuti lebih dari satu kali webinar. Sampai ada selorohan yang mengatakan "mabuk webinar". Ada juga meme yang menggambarkan seorang laki-laki yang terlihat keberatan membawa ransel bertuliskan 'sertifikat webinar'. Sebegitunya ya!

Memang jika diamati, ada berbagai macam orientasi orang mengikuti webinar. Bahkan di salah satu link pendaftaran webinar ada juga yang mengajukan pertanyaan terkait hal ini. Dari orientasi yang sangat idealis seperti ingin mendapatkan pengetahuan mendalam terkait tema webinar yang ditawarkan atau bertemu dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya sampai pada orientasi yang terlihat materialis yakni memperoleh sertifikat. 

Bagi mereka yang berorientasi pada kebutuhan akan pentingnya materi, dia akan selektif dalam memilih webinar. Meskipun tidak ada iming-iming sertifikat sekalipun, pasti tetap diikutinya. Sebaliknya bagi yang berorientasi pada perolehan sertifikat, bisa dipastikan dia akan ikuti webinar apapun meski bukan bidangnya, asal ada sertifikat, ya ayo aja.

Di sisi lain, ada juga webinar yang berbayar dan ada juga yang free alias gratis. Sekilas orang pasti akan berminat mengikuti yang gratis. Makanya jangan heran, kalau ada tawaran webinar berbayar, tidak langsung ada yang respon. Kalaupun merespon, biasanya agak kurang nyaman. 

"Bayar ya?" atau "Yang gratis ada nggak?", ada juga yang bilang "Nek gratis langsung mangkat mbakyu, golekke sing gratisan mbak!" (Kalau gratis langsung berangkat mbak, carikan yang gratisan mbak!), dan masih banyak lagi. Memutuskan memilih webinar antara yang berbayar dan yang gratis itu memang pilihan. Itu hak bagi siapapun. 

Namun keputusan untuk memilih juga harus didasarkan pada berbagai alasan. Okelah, kalau ada yang bilang, "Yang gratis aja banyak, kok pilih yang berbayar!". Orang Jawa mengatakan "Legan golek momongan" yang intinya diberi enak kok cari susah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyaknya tawaran mengikuti webinar membutuhkan kecerdasan untuk memilah dan memilih. Bisa dimulai dengan memilah-milah mana yang sesuai dengan bidang keilmuan dan pekerjaan kita, seperti metode pembelajaran bagi para guru, tekhnik pendampingan masyarakat bagi para petugas lapangan maupun kajian dari salah satu disiplin ilmu dan masih banyak lagi. 

Atau bisa juga dipilah yang sesuai dengan kebutuhan kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari seperti kepengasuhan, ketahanan keluarga, pengelolaan ekonomi, manajemen bisnis online dan masih banyak lagi. Selanjutnya kita pilih mana yang paling tepat dan besar manfaatnya untuk menunjang keberlangsungan kehidupan kita, baik pekerjaan maupun keluarga. 

Adanya atau tidaknya sertifikat, anggap saja itu bonus. Bisa untuk tambahan angka kredit saat naik pangkat. Sehingga saat webinar berlangsung, tetap fokus pada materi tanpa harus sibuk nge-chat untuk menanyakan link daftar hadir untuk bisa mendapatkan sertifikat. Hal ini akan meminimalisir kegalauan saat terjadi kendala dalam mendapatkan sertifikat. Toh, tidak dapat sertifikat, tapi banyak materi yang didapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun