Mohon tunggu...
Imroatul Azizah
Imroatul Azizah Mohon Tunggu... -

Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Aksesibilitas sebagai Kebutuhan Kenyamanan Wisatawan

13 Desember 2017   07:46 Diperbarui: 13 Desember 2017   08:53 6222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kawasan pariwisata merupakan kawasan khusus yang menjadi salah satu pengembangan di Indonesia. Selain keberadaan objek wisata yang menarik dibutuhkan pula sarana dan prasarana yang memadahi guna mendukung kenyamanan wisatawan dalam berwisata. Salah satu bentuk kenyamanan yan dibutuhkan wisatawan adalah kemudahan aksesibilitas. Aksesibilitas merupakan sebuah rangkaian pengaturan yang memperhatikan pola penggunaan lahan secara geografis dengan penerapan sistem jaringan transportasi yang menjadi penghubungnya. Oleh karena itu aksesibilitas dikatakan dikatakan sebagai salah satu ukuran kenyamanan, hal ini terkait dengan mudah dan sulitnya seseorang dalam mencapai lokasi yang ingin dituju dari sistem transportasi yang diterapkan. 

Bali merupakan salah satu yang menjadi kawasan favorit turis mancanegara dalam kunjungannya ke Indonesia, hal ini didukung dengan adanya potensi wisata alam dan budaya yang masih dirawat dan dilestarikan hingga saat ini. Kawasan Pariwisata Nusa Dua merupakan salah satu kawasan pariwisata yang bertaraf internasional yang ada di Bali, hal ini ditegaskan dengan banyaknya berdiri hotel, restoran, dan lapangan (golf) berstandar Internasional pada lahan dengan luas kurang lebih 350 ha. Keberadaan kawasan ini merupakan hasil dari studi perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perancis , SCETO pada tahun 1971.

Hasil dari studi ini direspon dengan baik oleh Pemerintah dengan mendirikan suatu badan pengelola kawasan berdana BTDC (Bali Tourism Development Corporation) melalui PP No. 27 tahun 1972 yang sekarang telah berganti nama menjadi ITDC (Indonesia Tourism Development Coporation). Yang menjadi daya tarik utama di kawasan pariwisata Nusa Dua adalah keberadaan pantai dengan air laut yang cukup tenang dan masih terjaga dan juga aktivitas yang biasa dilakukan di Pulau Nusa Dharma dan Pulau Peninsula yang terkenal dengan water blow nya.

Adanya objek objek wisata itulah diperlukan adanya pelaksanaan sistem transportasi yang terintegrasi agar menarik wisatawan baik lokal maupun internasional untuk betah berlama lama berada dikawasan pariwisata. Kabar baiknya adalah kawasan ini sangat ramah kepada pejalan kaki. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan jalan yang lebar untuk pejalan kaki, zebra cross, dan beberapa vending mechine di beberapa titik ketika wisatawan merasa haus setelah berjalan kaki. Hanya saja untuk wisatawan yang lebih suka mengendarai kendaraan, ITDC perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Pengoptimalan lahan parkir.Keberadaan parkir terkadang kurang dimanfaatkan dengan baik, tidak jarang wisatawan lebih memilih memarkirkan kendaraan di kantong parkir yang dekat dengan objek wisata daripada di central parkir. Akan tetapi hal ini tidak baik jika terjadi pada kondisi peak hour wisatawan, maka akan terjadi ketidakteraturan kawasan yang man menjadi bertolak belakang dengan citra kawasan itu sendiri.
  • Keberadaan shuttle bus atau kendaraan lainnya. Keberadaan shuttle bus diperlukan guna mendukung perpindahan wisatawan dari satu lokasi menuju lokasi lainnya. Shuttle bus ini akan lebih baik jika tidak hanya disediakan dari hotel, akan tetapi juga disediakan untuk wisatawan umum dengan target wisatawan lokal, atau wisatawan backpacker dengan budget minimalis. Sehingga meskipun kawasan pariwisata nusa dua merupakan kawasan elit akan tetapi kawasan ini juga menyambut dengan baik wisatawan dengan berkantong minimalis.

Dengan demikian wisatawan yang datang ke kawasan ini akan meningkat tanpa mengorbankan kondisi wisatawan, dan juga tanpa merusak tatanan yang telah dicitrakan selama ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun