Mohon tunggu...
Asep Abdul Aziz
Asep Abdul Aziz Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Pendidikan Berkelanjutan

Tidaklah seseorang membuat karya tulis pada hari ini melainkan keesokan harinya dia berkata: Jika bagian ini diubah, tentu lebih indah. Jika bagian itu ditambah, tentu lebih jelas. Jika yang ini didahulukan, niscaya lebih menawan. Jika yang itu dihilangkan, niscaya lebih rupawan. (Ali Muhammad Hasan Al-‘Imadi)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PTM Seratus Persen di Tengah Pandemi

14 Januari 2022   10:04 Diperbarui: 14 Januari 2022   10:07 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) mengizinkan satuan pendidikan (sekolah/madrasah) seluruh jenjang menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) seratus persen dengan berbagai ketentuan dengan merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri. 

Sebelum melaksanakan pembelajaran tatap muka sekolah/madrasah harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti pengaturan tempat duduk, memakai masker, adanya tempat cuci tangan, dan pengukuran suhu tubuh.

Satuan pendidikan (sekolah/madrasah) harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), SKB tersebut ditetapkan pada tanggal 21 Desember 2021.

Sekolah/madrasah di daerah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di level 1, 2, 3 dimungkinkan untuk dilakukan pembelajaran tatap muka terbatas. 

Menukil dari SKB Empat Menteri terbaru, satuan pendidikan yang berada pada PPKM level 1 dan 2 dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan capaian vaksinasi dosis 2 pada pendidik dan tenaga pendidik di atas 80 persen dan capaian vaksinasi dosis 2 pada masyarakat lansia di atas 50 persen dan peserta didik di tingkat kabupaten/kota. 

Dengan capaian vaksinasi tersebut pembelajaran tatap muka bisa diselenggarakan setiap hari dengan jumlah peserta didik 100 persen dari kapasitas ruang kelas dan lama belajar dibatasi paling banyak enam jam pelajaran perhari serta bila ada warga sekolah/madrasah yang terpapar Covid-19 di SKB yang terbaru mangatur penghentian pembelajaran yakni 14x24 jam lebih lama dari SKB sebelumnya yang hanya 3x24 jam untuk menjamin keamanan bersama.

Bak gayung bersambut, orang tua dan peserta didik pun antusias menyambut pembelajaran tatap muka seratus persen. Antusias peserta didik terlihat dari semangat dan kehadirannya dalam pembelajaran di kelas, mengindikasikan peserta didik siap melakukan pembelajaran tatap muka itu terlihat dari daerah yang telah melaksanakan pembelajaran tatap muka seratus persen di tengah masa pagebluk yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim dalam paparannya mengatakan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri ditetapkan melalui berbagai pertimbangan yang matang demi kemaslahatan bersama, khususnya masa depan anak-anak Indonesia.

Paparan di atas menguatkan sinyal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) bahwa pembelajaran tatap muka harus diselenggaran di awal semester genap tahun ajaran 2021/2022, sejak Indonesia mengalami pandemi Covid-19 pembelajaran dilaksanakan secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Hampir lebih kurang dua tahun peserta didik melaksakan pembelajaran jarak jauh, mela lui penelitian yang dilakukan Kemdikbud menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan.

Menurut The Education and Development Forum (2020) bahwa learning loss adalah situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan. bila kaitkan dengan keadaan sekarang ini, anak-anak/peserta didik sedang mengalami learning loss karena pandemi yang melanda Indonesia.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari learning loss ini, diambil dari berbagai sumber penelitian menyebutkan bahwa terdapat tiga masalah pokok akibat pembelajaran jarak jauh/daring.

  • Penurunan tingkat keinginan belajar

Dengan tidak bersekolah, sebagian besar peserta didik merasa tidak memiliki cukup alasan dan motivasi untuk belajar. Ketika guru biasanya memberikan perhatian langsung kepada peserta didik di kelas, tingkat keinginan belajar peserta didik relatif lebih terjaga. Namun ketika tidak ada guru, biasanya kesadaran belajar akan berkurang. Tinggalah orang tua di rumah bekerja ekstra untuk membuat peserta didik tetap terlibat pembelajaran sambil menjaga peserta didik tetap aman dan sehat.

  • Meningkatnya kesenjangan

Pembelajaran jarak jarak/daring membuka peluang terjadinya kesenjangan belajar antarpeserta didik. Peserta didik dengan fasilitas belajar yang baik, lengkap dengan dukungan keluarga, hampir pasti akan mengalami beberapa tingkat keberhasilan dan partisipasi dalam studi mereka, sedangkan peserta didik tanpa dukungan fasilitas yang lebih buruk akan mengalami beberapa tingkat keberhasilan dan partisipasi dalam studi mereka. Diakui, banyak peserta didik yang minim fasilitas dan kurang dukungan keluarga.

  • Kemungkinan putus sekolah (drop out)

Ketidakpastian kapan sekolah/madrasah akan kembali normal telah menimbulkan kebosanan, yang mendorong beberapa peserta didik ingin putus sekolah. Minimnya fasilitas, kesemrawutan menghadapi apa yang dianggap sebagai pekerjaan rumah/tugas yang terus-menerus dan memberatkan serta kebosanan telah membuka jalan bagi peserta didik yang hidup dalam keterbatasan memilih bekerja untuk meringankan beban keluarga dan menghidupi diri sendiri. Tentunya hal ini harus disertai dengan empati, terutama bagi peserta didik yang sudah berada di tingkat akhir/tingkat pendidikan.

Adapun cara untuk meminimalkan atau bahkan untuk mencegah terjadi learning loss di kalangan peserta didik. Salah satunya dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka, untuk wilayah dengan penyebaran Covid-19 di level 1, 2, dan 3 dengan menerepkan protokol kesehatan dengan ketat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun