Mohon tunggu...
Azhar Maulana Akbar
Azhar Maulana Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - halo semua

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Curhat Pak RT Saat Bagi BLT Dana Desa di Indramayu, Diserbu Hingga Dihina Warga

29 Oktober 2020   09:50 Diperbarui: 29 Oktober 2020   09:58 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa dari pemerintah yang dibagikan melalu ketua Rukun Tetangga (RT), justru membuat Pak RT menjadi serbasalah bahkan dihina warga. 

"Gimana tidak serbasalah, BLT yang dibagikan tidak sesuai jumlah KK yang tinggal di RT saya," kata seorang ketua RT 06 RW 02 desa Wanguk, Anjatan, Juara, Rabu (28/10/2020).

"Kemarin saat dirumah saya didatangi beberapa warga yang protes karena tidak mendapat BLT, bahkan diantara mereka ada yang mengatakan bahwa saya Ketua RT yang buta," kata Juara atau biasa dipanggil RT Otong. 

Bukan tanpa alasan, warga yang tinggal di RT 06 RW 02 banyak yang menjadi pedagang di pasar dan sekolah yang omsetnya turun akibat Covid-19. Otong mengungkapkan, di RT yang dia pimpin ada 215 KK. Namun yang mendapat BLT 22 KK. Akhirnya warga pun komplain dan mengatakan mereka layak mendapat BLT. 

"lebih dari 50 persen warga saya pedagang yang omsetnya turun, makanya mereka komplain dan merasa layak mendapat BLT," ucapnya. 

Beberapa warga datang kerumah untuk menanyakan kenapa ia tidak mendapat BLT, sementara tetangganya yang lebih mampu dapat BLT. 

Dia mengatakan sesuai aturan, hanya warga yang terdata saja yang akan dapat BLT. Dan data tersebut merupakan  hasil dari musyawarah antara Ketua RT, Ketua RW, BPD serta tokoh masyarakat. Jumlah BLT juga terbatas ditiap RT. 

"Mendengar itu mereka marah kepada saya bahkan ada yang menghina saya Ketua RT buta," ucapnya 

Dia merasa serbasalah dan tak tahu harus berbuat apa, apalagi ada warga yang bilang dia pilih kasih. Padahal faktanya memang bantuannya juga terbatas. 

"Kalau lagi  pembagian bantuan begini susah menjelaskan kepada warga, hampir semua warga mengaku tidak mampu dan layak mendapat bantuan," katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun