Mohon tunggu...
MOCHAMAD ZEN
MOCHAMAD ZEN Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

Mochamad Zen, Widyaiswara di LPMP Jawa Barat dengan kualifikasi S3 (Doktor) ilmu Kimia UNPAD, disamping itu aktif melakukan pelatihan bagi Guru dan tenaga kependidikan. Hp. 081573408141

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Indikator Kinerja Kunci Tambahan di Sekolah

28 Juni 2018   08:03 Diperbarui: 28 Juni 2018   09:01 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT) adalah metode pembelajaran orang dewasa untuk meningkatkan kompetensi Guru. IKKT telah digunakan pada pembelajaran orang dewasa pada Program Akselerasi Mutu Sekolah (PAMS) dan Program Akselerasi Mutu Sekolah Berwawasan Internasioanl (PAMS BWI) di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

Peningkatan mutu sekolah di tingkat  International ditentukan oleh tiga komponen  utama, 1. Input Guru; 2. Proses pembelajaran dan 3. High performance  (Schleicher, 2007).  Peningkatan mutu  Guru di sekolah telah dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat melalui Program Akselerasi Mutu  Sekolah  Berwawasan International (PAMS BWI) juga memperhatikan proses pembelajaran dan High performance.

Kedua hal tersebut, Proses pembelajarn dan High performance di implementasikan pada program pendampingan  sekolah binaan LPMP Jawa Barat melalui PAMS BWI. Sekolah binaan PAM BWI sebanyak delapan sekolah menengah pertama di kab. Cianjur dan kota Banjar.

IKKT di Sekolah

Sekolah  binaan PAMS BWI LPMP Jawa Barat  terdiri dari delapan  sekolah binaan, yaitu:SMP Negeri 1 Cipanas, SMP Al Azhar, SMP Negeri 2 Banjar, SMP Negeri 1 Cugenang, SMP Negeri 3 Cianjur, SMP Negeri 2 Cipanas, SMP Negeri 1 Banjar dan SMP Negeri 3 Cugenang.

PAMS BWI mengembangkan indikator-indikator untuk mengukur dan menunjang keberhasilan program dalam bentuk  Indikator Ketercapaian Kinerja Tambahan  (IKKT).

Ketercapaian IKKT yang berjumlah 19 indikator disarankan kepada sekolah  untuk dimusyawarahkan dan disepakati sekolah (Learning community). Selanjutnya Learning community sekolah binaan PAMS BWI LPMP Jawa Barat dapat menenetukan jumlah dan jenis IKKT yang disepakati  bersama.

IKKT yang disepakati bersama selanjutnya di diskusikan oleh Learning community untuk mencapai target yang diharapkan. Target tersebut ditunjukkan oleh bukti fisik ketercapaian indikator. Jumlah IKKT yang disepakati minimal 60% dari jumlah IKKT yang disarankan. Sehingga jumlah IKKT minimal yang dipilih adalah 60% x 19 IKKT.

IKKT dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu IKKT yang disepakati untuk dicapai, ada juga IKKT yang tidak dipilih (ditargetkan) dan IKKT yang sudah disepakati tetapi tidak tercapai selama pendampingan.

Sekolah menengah pertama (SMP) 1 Negeri Cugenang mencapai 14 IKKT dari 15 IKKT yang disepakati untuk dicapai. Hal  serupa dengan SMP Negeri 1 Cipanas memiliki 18 IKKT dari 18 IKKT yang akan dicapai,  SMP Al Azhar memiliki 17 IKKT dari 17 IKKT yang disepakati untuk dicapai, SMP Negeri 2 Banjar memiliki 15 IKKT dari 17 IKKT yang disepakati untuk dicapai, SMP  Negeri 1 Cugenang memiliki 14 IKKT dari 15 IKKT yang disepakati untuk dicapai, SMP Negeri 3 Cianjur  memiliki 14 IKKT dari 15 IKKT yang disepakati.

Prosen ketercapaian IKKT dihitung dari jumlah IKKT dicapai oleh sekolah  dibandingkan dengan jumlah  total seluruh  IKKT  sebanyak 19 IKKT yang disarankan untuk dipilih oleh sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun