Mohon tunggu...
Azcaile Gita
Azcaile Gita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswi psikologi

Hi, there!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengapa Self Diagnose Tidak Dianjurkan?

28 September 2021   15:30 Diperbarui: 28 September 2021   15:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesehatan mental adalah kondisi seorang individu terbebas dari segala jenis gejala-gejala gangguan mental. Memperhatikan kesehatan mental tidak kalah penting dari memperhatikan kesehatan fisik. Seperti yang kita ketahui kesehatan mental sering dibicarakan akhir-akhir ini. Baik di televisi maupun media sosial. Mulai dari kalangan remaja hingga kalangan dewasa, semua orang membicarakan isu mengenai kesehatan mental. Terdapat hal positif dan hal negatif tentunya dari booming-nya pembahasan mengenai kesehatan mental ini. Hal positifnya adalah semakin banyak orang yang aware mengenai kesehatan mentalnya. Hal negatifnya adalah tidak sedikit orang-orang justru malah mendiagnosis dirinya sendiri terhadap suatu gangguan mental atau yang bisa disebut self diagnose.

Gangguan mental merupakan kondisi dimana individu mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan sekitarnya. Juga tidak mampu dalam menyelesaikan masalah sehingga menimbulkan stres yang berlebih hingga menjadikan kesehatan mental individu tersebut menjadi lebih rentan dan akhirnya dinyatakan terkena sebuah gangguan yakni gangguan kesehatan mental.

Di Indonesia, berdasarkan Data Riskesdas tahun 2007, diketahui bahwa prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan kecemasan dan depresi sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Berarti dengan jumlah populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 ada 1.740.000 orang saat ini mengalami gangguan mental emosional (Depkes, 2007).

Data di atas hanya jumlah yang tercatat saja. Bagaimana dengan jumlah yang tidak tercatat?

Banyak orang yang masih denial dengan kesehatan mentalnya dan menganggap bahwa dirinya tidak apa-apa selama masih bisa menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Jika semua orang sudah sadar dan aware dengan kesehatan mentalnya mungkin data di atas bisa lebih banyak.

Kembali ke pembahasan mengenai self diagnose, diagnosis sendiri merupakan hal yang hanya dapat dilakukan oleh ahli yang profesional di bidangnya. Ini berlaku di semua bidang termasuk bidang kesehatan. Seorang ahli pun harus belajar sekian tahun untuk menjadi seorang yang profesional sehingga bisa mendiagnosis suatu penyakit. Dalam kasus kesehatan mental juga tidak dianjurkan untuk diagnosis diri sendiri. Selain itu bukan tugas kita, self diagnose juga bisa memperburuk keadaan. Alasan lain self diagnose tidak dianjurkan karena gejala gangguan mental dan penyakit medis memiliki perbedaan yang sangat tipis.

Jika bertanya “Mengapa fenomena ini sering terjadi?” Jawabannya adalah rata-rata mereka takut untuk pergi ke psikolog atau psikiater karena takut di-cap buruk oleh lingkungan sekitarnya. Padahal kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan jasmani dan tidak ada yang salah jika seseorang mengidap gangguan mental.

Mengutip dari whiteswanfoundation.org self diagnose adalah proses mendiagnosis penyakit Anda, baik fisik maupun mental berdasarkan informasi yang tersedia di internet atau buku. Hal tersebut tidak baik karena kita tidak bisa meng-claim diri kita mengalami suatu gangguan mental dari tulisan di internet ataupun buku.

Self diagnose bisa menyebabkan kita memiliki ketakutan berlebih sehingga bisa memperparah keadaan. Seperti jika kita sedang merasakan gejala pusing lalu mencarinya di internet dan dari hasil pencarian gejala yang kita alami mengindikasikan penyakit serius. Tentu kita akan merasa khawatir bukan?

Memang adanya media online tentu membantu kita mendapatkan informasi yang tidak kita ketahui. Tetapi, tetap harus ditindak lanjuti dengan mendatangi langsung ke ahlinya seperti psikolog atau psikiater untuk didiagnosis secara langsung. Kita sebagai pengguna internet juga harus bijak terkait dengan informasi yang beredar di internet, jangan sampai kita terlalu percaya sehingga melupakan peran dokter, psikiater, maupun psikolog.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun