Mohon tunggu...
Azam Putra Lewokeda
Azam Putra Lewokeda Mohon Tunggu... Guru Pelosok -

Guru Madrasah Adonara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Kesederhanaan

11 Februari 2019   18:26 Diperbarui: 11 Februari 2019   19:23 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Larantuka, Januari 2017.

Hari ini, hari pertama Ama kopong mengenakan seragam SMA. Hari pertama mengikuti Masa Orientasi Siswa(MOS), dengan percaya diri, ia beranjak dari kosannya menuju ke alam barunya. Tubuhnya mendadak diam, disengat arus minder yang tak dapat ia bendung. Waktu SMP ama Kopong di klasifikasikan sebagai siswa yang bermetal baik, tapi mengapa di SMA ia amat sangat gugup, mungkin masih baru.

Sudah dua hari Ama Kopong melewati masa awalnya, dan kali ini adalah hari terakhir ia mengikuti MOS. Sebagai tradisi sekolah, para instruksi atau pembimbing memberikan kesempatan kepada para peserta untuk menyampiakan pesan dan kesannya, salah satunya Ama Kopong. 

Awalnya ia gugup tetapi karena hal ini sudah menjadi kebiasaannya waktu SMP, ama Kopong dengan gagah menyampaikan pesan dan kesannya di hadapan semuah peserta serta para instuksi. Dari situ ama Kopong bisa sadar meskipun ia dari kampung tetapi mentalnya tidak kampungan.

Kegiatan belajar mengajar berjalan sebagaimana biasanya di sebuah lembaga pendidikan. Ama Kopong tumbuh sebagai seorang pria dewasa, tidak berhujannan lagi waktu hujan, juga tidak berbalapan ban motor dengan rintuk hujan, ia tampak sederhana. Ia sangat akrab dengan semuah orang, baik dari kaum hawa ataupun adam ia akrabkan diri. 

Dari kesekian banyak temannya Kopong sangat akrab dengan seorang wanita, mereka sekelas, satu bangku, wanita itu disapa Ina Somi. Kadang mereka bertukar pikiran, berbagi pengalaman baik di bidang pendidikan maupun humaniora atau sosial. Keduanya nampak sebagai sedang berpacaran namun hanya sahabat. Keduanya begitu romantis bermesraan sepanjang masa pembelajaran tahun pertamanya.

Larantuka, Januari 2018

Liburan panjang baru saja uasai, semua siswa kembali kerutinitas sebagai seorang pelajar. Begitupun halnya Kopong. Namun kali ini, Kopong tidak hanya sebagai seorang siswa yang kesekolah pulang dan tidur, melainkan ia mencoba membiasakan diri dengan menulis. 

Jika dulu waktu SMP ia sangat senang bermain hujan, kali ini, di jenjang SMA Kopong amat sangat senang bermain dengan kata-kata. Menghabiskan waktunya dengan mematutkan diri dihapan huruf mungil, dan meluapkan isi hatinya di atas kertas. Begitupun hubungannya dengan Ina Somi, semakin dekat dan rapat. 

Tak disangkah oleh keduanya bahwa kedekatan mereka sudah menetaskan sebuah rasa yang melebihi sebelumnya. Bahwa Ama Kopong terjatu dalam sebuah lembah cinta yang amat sangat dalam kepada ina Somi, begitupun ina Somi. Karena kedekatan yang tak bisa digambarkan dengan sebuah hubungan yang melebihi sahabat, keduanya memendamkan rasa itu teramat sangan dalam, sampai tak mampu dibaca oleh lagak bola mata mereka. 

Keduanya menjalankan hubungan kepalsuan, masing-masing mengepresikan selayaknya sebagai sahabat. Terlepas dari itu, ama Kopong sering mengajak ina Somi jalan bersama, menghabiskan waktu di tepian pantai, maem dan mimi di kafe bersama, demi mengelabui rasa keduanya. Namun semuanya hanya sia saja, malah rasa itu semakin menjarakan keduanya, hingga suatu ketika ama Kopong berani mengatakan yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun