Mohon tunggu...
Azam Putra Lewokeda
Azam Putra Lewokeda Mohon Tunggu... Guru Pelosok -

Guru Madrasah Adonara

Selanjutnya

Tutup

Trip

Catatan Perjalanan di Danau Asmara

8 Februari 2019   05:23 Diperbarui: 8 Februari 2019   05:44 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gumpalan awan tebal mengawal sepanjang perjalanan. Menebar awas agar mantel hujan harus disiapkan, biar langkah tetap terjaga mulus. Niat untuk berangkat tak boleh kalah, oleh suguhan seram cakrawala dengan mendung tebal. Karena itu, perjalanan harus tetap dilaksanakan.

Perjalanan dimulai dari kampung halaman saya Honihama, sekitar jam dua lebih lima menit. Bentang jalan aspal berombak, saya tempuh dalam tempo belasan menit saja. Tak banyak kendaraan yang saya temui sepanjang jalan, hingga tiba di rumah Bang Azam Putra Lewokeda, sekitar jam dua lewat dua puluh menit, sore hari.

Bang Azam Ketua AGUPENA Ranting Witihama, adalah Orang yang mengajak saya untuk melakukan perjalanan bersama ke Danau Asmara, dalam rangka tour LITERASI sekaligus pembentukan Panitia MUSCAB AGUPENA Flores timur, yang kegiatannya akan berjalan dalam bulan ini, sekaligus refresing mengisi hari libur Tahun Baru Cina, 5 Februari 2019.

Setelah saya menunggu beberapa menit di rumah bang Azam, perjalanan kembali kami lanjutkan. Mengendarai sepeda motor miliknya, kami beranjak dari kediamannya di Desa Lamabelawa, menuju tempat yang dituju.

Mendung masih saja enggan beranjak, sementara perjalanan yang kami tempuh, masih sangat jauh. Saat melewati Desa Suku Tokan tepatnya di pasar Lagaloe, kami berhenti sejenak untuk membeli buah pisang sebagai oleh-oleh untuk Bang Maksi KETUA AGUPENA Flores timur. Tidak lupa pula, jagung titi yang adalah makanan khas Adonara pun kami bawa.

Kick start, dan mesin Yamaha 250 CC mengaung. Perjalanan kembali dilanjutkan dan saya menggeber kendaraan roda dua milik bang Azam. Sementara dia memilih duduk manis pada jok belakang, mendengarkan lagu-lagu nostalgia, dengan headset yang terpasang rapi pada kedua telinganya, sambil sesekali ikut bernyanyi.

Tuas gas saya tarik dengan kecepatan 50 sampai dengan 60 km/jam, dibayangi mendung yang sungguh setia senja itu. Tanjakan, turunan, serta lekukan jalan trans Koli Adonara, kami telusuri dengan hati-hati, sampai akhirnya tiba di pelabuhan laut Tobi Lota (Asama baku tindis).

Tidak butuh waktu lama untuk menyeberang. Kapal kayu telah siap dan segera jalan setelah kendaraan roda dua yang kami gunakan, serta kami berdua naik dan duduk bersandar, pada tempat duduk yang ada. 

Ada hal baru yang kami temukan ketika berada di dalam kapal yang kami tumpangi yaitu, seorang siswi kelas V SDK Hinga atas nama, Maria Fitriani Ose Butu, membawa serta sebuah buku untuk dibaca selama perjalanan, sekitar lima belas menit menuju Larantuka. Hal ini sungguh menyenangkan bagi kami pegiat Literasi di Pulau Nusa Bunga dan ini akan menjadi motivasi bagi kami, untuk terus bergerak membumikan budaya Literasi.

Penyeberangan laut berjalan lancar, dan kami tiba di Kota Larantuka, sekitar jam empat sore hari. Setelah sepeda motor yang turut kami bawa diturunkan dari kapal motor laut, perjalanan kami lanjutkan. Namun untuk menyegarkan tubuh yang mulai letih atas perjalanan panjang, saya dan bang Agus memutuskan untuk singgah sebentar di rumah bang Maksi, menyeruput segelas kopi, sekaligus memberikan oleh-oleh yang kami bawa dari Adonara.

Segelas kopi panas, sepiring jagung titi, dan sepiring lagi pisang goreng, kami nikmati bersama ditemani tingkah usil si kecil Literatio, anaknya bang Maksi. Nama yang unik bukan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun