Mohon tunggu...
Ayyu Sandhi
Ayyu Sandhi Mohon Tunggu... -

People may forget who you are, but they will not forget what you've done.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tuhan Adalah Pemberi Sebaik-baik Ketetapan

5 Januari 2014   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak di antara kita yang ketika ditimpa musibah ia berkata, 'Ini adalah cobaan dari Tuhan' sementara ketika dikaruniai nikmat ia berkata, 'Ini adalah anugerah terindah dari Tuhan Yang Maha Baik'. Jarang ada yang berkata 'Ini adalah ujian, baik senang maupun susah, baik nikmat yang diberikan maupun musibah yang ditimpakan. Sesungguhnya Tuhan tidak menyayangi hambaNya, kecuali Ia memberikan ujian untuk hamba tersebut...'
Ya. Musibah adalah ujian dari Tuhan untuk mengetahui seberapa mampu kita menerima, seberapa ikhlas kita merelakan. Sementara nikmat adalah juga ujian, untuk mengetahui seberapa mampu kita bertahan untuk tidak sombong.
Demi nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, sesungguhnya Ia tidak pernah membenci hambaNya yang pendosa atau menganakemaskan hambaNya yang salih.
Jika saat ini kita tidak bisa makan tiga kali sehari, tidak bisa tidur di tempat layak, atau hanya mampu membeli baju di awul-awul, bukan berarti kita besok selamanya akan menjadi orang miskin.
Jika saat ini kita kebingungan mencari ide tesis, bukan berarti selamanya kita tidak bisa menjadi profesor.
Jika saat ini kita berjuang meraih nilai English proficiency yang layak, bukan berarti mustahil bagi kita untuk tinggal dan bekerja di negeri asing dimana penduduknya bicara dengan bahasa yang sama dengan yang diucapkan oleh Sherlock Holmes.
Jika saat ini kita suntuk karena berkali-kali draft penelitian kita harus direvisi, bukan berarti mustahil nama kita akan disitasi ribuan, bahkan jutaan orang.
Jika saat ini mata kita memerah karena begadang semalaman mencari beasiswa penuh, mungkin suatu hari nanti nama kita akan diabadikan sebagai salah satu donatur yang menyekolahkan anak-anak miskin.
Demikian juga, sebaliknya.
Dengan kita punya predikat sarjana terbaik dengan skor TOEFL tertinggi bukan berarti kita akan sukses berkarir. Bisa saja kita dijegal oleh orang yang lebih bodoh namun lebih licik.
Dengan kita menikah bukan berarti kita menjadi suami atau istri. Bisa saja suami atau istri kita terantuk batu di jalan dan meninggalkan kita sebagai janda atau duda.
Dengan kita mengandung bayi bukan berarti kita akan punya anak. Bisa jadi kita mengalami keguguran atau bayi kita meninggal tidak lama setelah menghirup nafas pertamanya. Demikian juga dengan kita melahirkan anak, bukan berarti kita menjadi ibu. Bisa saja kita meninggal karena komplikasi dan meninggalkan anak kita menjadi yatim.
Dengan kita bekerja dengan jumlah gaji yang fantastis, bukan berarti kita menjadi orang kaya. Bisa jadi tabung elpiji 12 kg yang baru saja dinaikkan harganya itu meledak, membuat kita menjadi tunawisma.
Dan masih banyak lagi.
Tetap beribadah seakan-akan besok mati.
Tetap bekerja seakan-akan hidup selamanya.
Tetap berprasangka baik.
Tetap menjaga lisan.
Tetap berusaha menjadi manusia yang rendah hati.
Tetap bersyukur, dan mengevaluasi diri jangan-jangan kita adalah penyebab saudara kita kurang bersyukur, dengan segala hal yang baik sengaja atau tidak sengaja kita sombongkan, kita tampak-tampakkan.
Sesungguhnya Tuhan adalah pemberi sebaik-baik ketetapan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun