Mohon tunggu...
Ayyub mukarromah
Ayyub mukarromah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN JEMBER

Don't look at someone from the outside

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Sosok Guru yang Ideal bagi Anak?

9 April 2020   10:08 Diperbarui: 9 April 2020   14:09 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita tidak henti-hentinya mendeskripsikan berbagai macam sosok guru, ada begitu banyak presepsi dalam setaipa kalangan dan golongan mengenai sosok guru yang telah kita ketahui dan kenal sejak kita mengerti cara berjalan. 

Guru yang baik adlah guru yang bisa membimbing muridnya menjadi baik bukan hanya menjadi cerdas saja, guru juga tidak boleh membedakan peserta didik satu dengan yang lainnya. 

Tugas yang paling berat dalam diri sosok guru adalah karena ia haru membangun sebuah generasi yang berkarakter, akan etapi terkadang sebgaian guru tidak mengerti akan hal itu, menyelesaikan kompetensi dasar dan beberapa indicator dari pembelajaran merupakan pekerjaan sehari-hari ketika masuk kelas.

Menurut Noor Jamaluddin (1978:1) "Guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam perkembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai kematangan, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang mampu berdiri sendiri". 

Dari kutipan salah satu para ahli tersebut dapat saya simpulkan bawa guru ideal bagi anak adalah dia yang mampu berdiri sendiri, dia yang mampu melaksanaka tugasnya sesuai kepercayaannya, dan dia yang mampu menjadi makhluk sosial. Bagaimana kita akan menjadi sosok yang idela untuk peserta didik, jika untuk diri sendiri saja tidak memiliki keinginan untuk berdiri sendiri, selalu mals mengerjakan tugasnya. Bagaimana bisa negeri ini akan menjadi negeri yang berpendidikan jika para pendidikanya tidak mampu bertanggung jawab untuk dirinya sendiri.

Tidak semua guru menelantarkan siswanya yang menjadi permasalahannya adalah antara waktu dan program yang harus diselesaikan, sedangkan kompetensi peserta didik yang beragam. Perlu analisis menyeluruh sebelum proses pembelajaran. Karena setiap peserta didik dan guru juga unik, kadang permasalahan guru jauh lebih kompleks dari pada permasalahan peserta didiknya. Dari sini kompetensi "healing mentally problem"  atau bagaiaman acaranya peserta didik dapat mengontrol emosi mereka dalam keharian disekolah sehingga dapat dilahirkan sifat-sifat positif terhadap diri dan lingkungan, optimis pada kemampuan diri, sopan dalam bertutur kata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun