Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau

20 April 2021   01:13 Diperbarui: 20 April 2021   01:20 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau yang begitu lembut, berbisik, melalui embun pagi di atas dedaunan, bersabda dalam awan-awan berarak dan tetes hujan. Menyirami tiap erang jiwa-jiwa yang gersang
Menyejukkan tiap kalbu yang digelayuti gundah
Menghapus tiap resah-gelisah

Kau, menjelma dalam perwujudan tangan-tangan penuh kudis peminta-minta di pasar, dalam tangis seekor kucing kurap yang lapar
Menyayat-nyayat s'gala birahi
Merobek-robek tiap nafsu indrawi

Kau yang akbar, bersinggasana dalam gunung-gunung tinggi, sawah ladang yang menghampar, sungai panjang yang mengular, samudera dan angkasa yang luas, pada gugusan bintang-bintang, pada setiap suara petir menggelegar, melempar gentar pada manusia-manusia yang merasa punya kuasa besar

Kau dapat membunuh matahari, bangkitkan rembulan, silih-berganti, Kau cabut satu nyawa, lahirkan nyawa baru, segala dalam genggaman tangan-Mu

Kau selalu menyeru, melalui getar alu yang bertalu-talu pada lumpang dalam dadaku
Menumbuk-numbuk s'gala pongah dan gagah
Meremukkan s'gala aku yang semu

April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun