Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Analisis Tokoh Margio dalam Novel "Lelaki Harimau" Karya Eka Kurniawan (Suatu Tinjauan Psikoanalisis) - 1

11 Desember 2019   12:20 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:03 1434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Tokoh Margio dalam Novel "Lelaki Harimau" Karya Eka Kurniawan (Suatu Tinjauan Psikoanalisis) - 1. | Gramedia via Mojokstore

          Harimau itu kini datang kepadanya, berbaring di sampingnya.... sebagaimana kata kakeknya, ia berwarna putih serupa angsa, serupa awan, serupa kapas. Tak terbayang betapa senang hatinya, melebihi apa pun yang pernah dimilikinya. (Hlm. 46)

          Jelas, dari data tersebut bisa ditarik asumsi sementara bahwa harimau tersebut adalah pengalihan dalam mekanisme pertahanan diri Margio yang diciptakan oleh ego karena kebutuhan idnya akan kasih sayang sang kakek. Margio sangat menyukai kakeknya, menceritakannya kisah-kisah imajinatif yang merangsang perasaan nyaman dan bahagia akan segala hal yang diceritakan oleh kakeknya semasa kecil. Kebutuhan id inilah yang selama ini diingininya seakan berwujud nyata dalam pandangannya. Dalam pikirannya, hanya dengan cara didekat kakeknyalah ia merasa nyaman dan bahagia.  

  • Latar belakang terjadinya mekanisme pertahanan diri dari ego tokoh Margio

          Selanjutnya, penulis akan masuk lebih jauh pada apa yang melatarbelakangi dorongan-dorongan id yang kemudian direspon ego menciptakan bentuk mekanisme pertahanan diri. Hal apakah yang memengaruhi struktur kepribadian Margio hingga wilayah id dengan peran sentral mencari prinsip kepuasan tersebut mendorong ego  untuk melakukan reaksi pada kecemasannya sehingga dialihkannya menjadi wujud harimau yang merepresentasikan kehadiran kakeknya?

Data 06:

          Malam sebelum Margio berjumpa dengan harimaunya, untuk pertama kali ia bilang pada Mameh ingin membunuh ayah mereka. Mameh pernah mendengar itu dari seseorang, sebab Margio memaki di pos ronda dan kata-kata yang keluar adalah semacam itu, bahwa jika sempat ingin dibunuhnya Komar bin Syueb...

          ....Mameh bisa merasakan kemarahan amarah yang mengapung dari ubun-ubunnya...Rasa itu semakin menjadi-jadi, di hari-hari itu, tak lama setelah Marian adik kecil mereka mati hanya satu minggu selepas dilahirkan. (Hlm. 49)

          Narasi di atas menceritakan peristiwa kilas balik sebelum ia berjumpa dengan harimau, Bila dikaji, ada permasalahan serius yang terjadi dalam keluarga Margio, terkait dengan kematian adik bungsu Margio dan Mameh yang bernama Marian. Hingga menyebabkan perasaan marah pada Komar bin Syueb yang merupakan ayah dari Margio yang didorong dari id yang agresif.

          Jadi yang terjadi adalah, Margio mencoba mengalihkan bentuk kemarahan Margio pada ayahnya dan keinginan untuk membunuhnya dengan pergi dari rumah dan melakukan hal-hal lain yang bisa mengalihkan  kecemasan karena tidak terpenuhi id yang bersifat agresif yang akan dibuktikan dalam narasi pada data 07.

          Data 07:

          Kesal karena menyadari dirinya tak bisa melakukan apa yang dikehendakinya, Margio pergi dari rumah....(Hlm. 49)

          ....Tadinya ia berharap bisa menghibur diri dan melupakan kabut kemarahan yang dibawa dari rumah dengan melihat gadis plastik. Tak ada hal lain yang dipikirnya menarik, kecuali gadis-gadis kecil dengan tungkai kaki indah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun