Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Ayyubi
Muhammad Irfan Ayyubi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang bapak satu anak. Mahasiswa prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komedi Satir dalam Teater "Karakoush" - 31 Tahun Teater Syahid UIN Ciputat

22 Oktober 2019   18:12 Diperbarui: 22 Oktober 2019   18:29 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Teater Syahid UIN Ciputat menjadi salah satu yang cukup diperhitungkan bagi perkembangan teater di Tangerang Selatan.  Teater Syahid yang berdiri sejak 17 Oktober 1988 ini, selalu mampu melahirkan karya terbaiknya bagi dunia teater kampus di tanah air. 

Setelah serangkaian acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati 31 tahun teater ini berdiri dengan pertunjukan teater sebelumnya pada tanggal 17-19 Oktober 2019 dengan judul "Kamu dan Perasaan-perasaanku yang Aduh" karya dan sutradara Said Riyadi Abdii,  dan talkshow alumni "Teater Bagi saya" tanggal 18 Oktober, dan untuk puncaknya, Pentas Jejak Masa dengan judul "Karakoush" pada tanggal 20 Oktober 2019 menjadi pertunjukan yang amat dinantikan.

Bertempat Di Taman Ruang Kreatif Teater Syahid, Ciputat, Tangerang selatan,
pertunjukan dimulai pada jam 20.00 dan selesai pada pukul 21.30. Di awali dengan pembukaan lagu-lagu dangdut yang membuat penonton bergoyang bersama, sajian sarat komedi satir yang menyinggung situasi yang sedang terjadi akhir-akhir ini, secara garis besar, bercerita tentang maling-maling yang pekerjaannya dilindungi oleh raja, yang adalah gambaran tentang apa yang masyarakat sedang hadapi sekarang.

dokpri
dokpri
Adegan dalam cerita yang berkesan ketika para tokoh maling resah dengan RUU permalingan yang tak kunjung disahkan, mereka dibawa polisi ke hadapan raja karena mencuri di  rumah orang yang dirumahnya terpasang kamera CCTV. Akan tetapi, justru yang didakwa oleh raja adalah yang memasang kamera CCTV karena dianggap menggagalkan aksi maling atau menghalang-halangi pekerjaan maling. 

Juga kemudian saat sang raja memanggil tukang pasang kamera CCTV untuk dimintai keterangan, ia langsung turun panggung dan berlari ke lapangan yang sudah tersedia motor ojek. Lalu dengan gaya satir khas, sang Dalang berkata, "tidak berwibawa seorang raja masa di jaman serba mudah begini manggil tukang CCTV sendirian. O... turun langsung begitu buat pencitraan? Lalu selfie-selfie dan dipost dimana-mana?" Hal itu juga memperkuat siapakah sang raja yang dimaksud. 

Poin penting dalam kisah ini juga ada pada karakter sang Raja yang digambarkan seperti seorang laki-laki yang keperempuanan, dan bertingkah gemulai dan memberi putusan terhadap orang yang tidak bersalah dan orang yang benar-benar bersalah dibiarkan lepas bebas. Persis seperti apa yang ada di negeri ini.

Pertunjukan teater semi musikal ini juga diwarnai dengan lagu-lagu yang kreatif dan sarat satir pula. Menggelitik dan penuh kritik. Kita sungguh dibuat tidak sabar menunggu karya-karya terbaik dari Teater Syahid selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun