Mohon tunggu...
Ayu Wulandari
Ayu Wulandari Mohon Tunggu... Penulis - It's me

From here I know that to think without doing anything is empty

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ikutan Main Yuk!

11 Oktober 2018   22:53 Diperbarui: 11 Oktober 2018   22:56 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa sih bermain itu ? dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan alat tertentu atau tidak). Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap anak, bahkan dikatakan anak mengisi sebagian besar dari kehidupannya dengan bermain. Lebih gampangnya yaitu, ketika kita sedang melihat seorang anak beraktifitas dan saat itu wajahnya memancarkan keceriaan atau gembira itulah yang namanya bermain. Sedangkan permainan adalah suatu sarana bagi perkembangan kognitif anak, khususnya pada aspek-aspek simbolis dan khayalan suatu permainan, yang mana dalam bermain prosesnya lebih penting dari pada hasil akhirnya, karena tidak terikat dengan tujuan yang ketat. Dalam bermain anak dapat mengganti, merubah, menambah, dan mencipta sesuatu.

Siapa sih yang tidak suka dengan bermain? Tentunya semua suka, dari anak kecil hingga orang dewasa, dan disini kegiatan bermain merupakan suatu kebutuhan utama bagi anak-anak karena dalam hal tersebut dapat mendukung perkembangan anak, seperti pada kemampuan bahasanya, kognitif, emosional, fisik-motorik dan sosial emosional.

Menurut Parten yang meneliti kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi anak, terdapat enam tahapan perkembangan bermain yang dapat dilihat dan diamati ketika anak-anak melakukan kegiatan bermain. Dia juga mengungkapkan adanya perkembangan bermain dari tingkat sederhana sampai tingkat yang tinggi. yaitu :

1. Unoccupied

Mengamati kegiatan oranglain. Bermain dengan tubuhnya, naik turun tangga, berjalan kesana kemari tanpa tujuan, bila tidak ada hal yang menarik perhatiannya.

2. Onlookers (berperilaku seperti penonton/pengamat)

Mengamati, bertanya dan berbicara dengan anak lain, tetapi tidak ikut bermain. Berdiri dari kejauhan untuk melihat dan mendengarkan anak-anak lain atau bercakap-cakap.

3. Bermain Solitaire (bermain sendiri)

Bermain sendiri dan tidak terlibat dengan anak-anak lain. Bermain dengan mainannya sendiri merupakan tujuannya.

4. Bermain Paralel

Bermain berdampingan atau berdekatan dengan anak lain menggunakan alat, tetapi bermain sendiri. Tidak menggunakan alat-alat bersama, hanya berdampingan dengan anak lain, tidak bermain dengannya.

5. Bermain Associative

Bermain berdampingan atau berdekatan dengan anak lain menggunakan alat, tetapi bermain sendiri. Tidak menggunakan alat-alat bersama, hanya berdampingan dengan anak lain, tidak bermain dengannya.

6. Bermain Kooperatif(group play)

Bermain bersama melakukan suatu proyek bersama, misalnya dalam permainan drama, permainan konstruktif, membangun dengan balok sebuah kota atau melakukan permainan bersama yang ada unsur kalah menang, bermain di bak pasiratau bermain bola kaki yang sederhana, petak umpat dan lain-lain.

Nah, dari sini kita akan menyebutkan beberapa permainan tradisional serta mengidentifikasikannya.

 Permainan Ular Naga

Pastinya tidak asing ketika mendengar nama permainan tersebut. Yaps, permainan yang dilakukan secara berkelompok yang memang membutuhkan banyak sekali orang, dan biasanya melantunkan nyanyian "Ular naga panjangnya bukan kepalang, berjalan-jalan selalu riang kemari, umpan yang lezat itulah yang dicari, ini dia nya yang terbelakang" permainan ini biasanya dimainkan oleh anak usia 5-12 tahun. Cara bermainnya yaitu :

Permainan itu membutuhkan kira-kira 10 orang pemain atau lebih, dan juga 2 orang sebagai penjaga. Dua orang yang bertugas sebagai penjaga membentuk posisi berhadap-hadapan layaknya goa, dan pemain lainnya berbaris dan melewati sang penjaga sambil menyayikan sebuah lagu, Lalu ketika lantunan lagu tersebut berhenti dan tugas penjaga menjepit pemain tersebut dan dijadikan kawannya, jika satu sudah berada dipenjaga satu, permainnan berikutnya menjadi kawan yang satunya lagi, begitu seterusnya hingga seua pemain tertangkap dan selanjutnya dilanjutkan dengan berebut kelopok dan kelompok yang pemainnya habis dahulu, itulah yang kalah, serukan? Contoh permainannya dapat dilihat di link ini. https://www.youtube.com/watch?v=Hjn6d8k5QKo 

Permainan Yoyo

Permainnan yang satu ini juga tak kalah menariknya, biasanya terbuat dari kayu atau bahan lainnya (berbentuk dua bulatan dan diantaranya terdapat rongga) dan tali, dan cara memainkannya dengan cara melilitkan tali tersebut ke antara bongkahan kayu lalu ayunkan kebawah dan tarik (tarik-ulur), begitu seterusnya.  Permainan ini dimainkan perorangan saja. Namun biasanya juga dimainkan dengan bersama-sama dengan beradu, siapa yang paling lama menarik ulur ataupun siapa yang palik memnarik dalam memainkannya itulah pemenangnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di link ini. https://www.youtube.com/watch?v=9AzSRYdkmG4&t=14s

Lompat tali

Permainan ini biasanya hanya membutuhkan karet gelang lalu dirangkai menjadi panjang, dan baru bisa digunakan. Biasanya dimainkan perorangan ataupun secara bersama-sama. Jika dimainkan secara perorangan, kita hanya perlu memegan dibagian ujung dari masing-masing tali karet dengan kedua tangan kita, lalu, hup... melompat. 

Dan jka di mainnka secara bersamam-sama biasanya ada dua orang yang memegang ujung dari masing-masing tali karet dan yang lainnya melopati karet tersebut, dan jiak salah satu pemain tidak bisa melompatinya maka dia harus menggantikan posisi salah seorang pemegang karet tersebut. Dan permainan ini membantu perkembangan motorik anak dan biasanya dimainnya oleh anak 5-6 tahun.  https://www.youtube.com/watch?v=lT803eZLz70

Bagaimana ? serukan? Yuk, main yuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun