Mohon tunggu...
Ayu SittaDamayanti
Ayu SittaDamayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ibu rumah tangga jebolan ilmu hukum, pecinta sastra dan parenting

Ibu rumah tangga dan dunianya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Ibu sebagai Penggerak Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   21:45 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:18 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belakangan ini, suhu diwilayah tempat tinggal kita terasa lebih panas, bahkan batas  waktu  antara musim hujan dan musim kemarau tak lagi bisa  dijadikan patokan tepat. Seringkali wilayah kita turun hujan padahal di bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau ataupun sebaliknya. Bukankah ini merupakan salah satu pertanda bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja? 

Bumi tengah dilanda pemanasan global itu alasannya, maka tak heran kini istilah net- zero emissions menjadi populer di berbagai negara di dunia ini.

Sebenarnya apa itu net - zero emissions atau nol- bersih emisi? Dari wikipedia dapat diketahui bahwasannya itu merupakan istilah yang digunakan dalam upaya   menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan. Intinya upaya dalam mengurangi  emisi yang berbahaya bagi bumi.

Namun, bukankah kita bernafas juga menghasilkan  karbon dioksida? Dari forestdigest.com dapat diketahui sebetulnya karbondioksida yang dihasilkan dari proses alami manusia berkontribusi 5,8% terhadap volume emisi karbon tahunan, yang berarti emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya sehingga tak ada yang menguap hingga ke atmosfer karena terserap oleh pohon, laut, dan tanah.

Sadar, bahwasannya manusia hidup perlu disokong dengan iklim lingkungan yang aman, bersih dan sehat disertai sistem ekonomi yang baik  maka keberlangsungan hidup manusia perlu dilindungi dari sekarang. Termasuk pemerintah kita, Indonesia sebagai anggota G-20 telah berkomitmen untuk  mewujudkan perjanjian paris melalui berbagai upaya politis maupun transformasi ekonomi menuju Net-zero Emission Economy.

Berbagai upaya pemerintah tentunya harus didukung dari lingkungan terkecil dari sebuah bangsa yaitu keluarga. Lantas bagaimana peran keluarga terutama ibu sebagai madrasah pertama bagi penerus bangsa?

Ibu yang bijak adalah ibu yang bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan disegala aspek. Termasuk mengajarkan dan memberi contoh bagaimana mengamalkan wujud syukur kita kepada Tuhan dengan menjaga lingkungan di tempat tinggal kita.

Mulai dari kegiatan sehari-hari :

Bijak dalam menggunakan listrik dirumah

Membiasakan menggunakan barang elektronik dirumah seperlunya, seperti dalam penggunaan televisi, lemari es, AC, kipas angin, matikan lampu ketika tidur dan gunakan perangkat listrik  hemat energi.

Hemat air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun